Gempa M6,7 di Nias Selatan Telah Diikuti 4 Gempa Susulan, Terkuat M6,0

Tim iNews
Ilustrasi: Gempa bumi. Foto: iStock

DEPOK, iNews.id - Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, diguncang gempa bermagnitudo 6,7 pada Senin (14/3/2022) pukul 04:09 WIB, dan hingga pukul 06:20 WIB BMKG mencatat gempa tersebut telah diikuti empat gempa susulan yang di antaranya bermagnitudo 6.

Gempa utama M6,7 berpusat di koordinat 0,71 derajat LS - 98,50 derajat BT dari kedalaman 25 kilometer. Titik koordinat yang berada di laut tersebut berjarak 6 kilometer arah Selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatera Utara.

Guncangan gempa ini dirasakan di Padang, Siberut, Nias Selatan dan Gunungsitoli dalam skala IV MMI, sementara di Padang Panjang, Bukit Tinggi, Pasaman Barat, Tua Pejat dan Pariaman guncangan dirasakan dalam skala III MMI, dan di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman serta Solok guncangan dirasakan dalam skala II MMI.

"Gempa tidak berpotensi tsunami," kata lama resmi BMKG.

Gempa susulan M6.0 terjadi pada pukul 04:38 WIB. Gempa yang juga berpusat di laut ini berada di koordinat 0,66 derajat LS - 98.45 derajat BT dari kedalaman 26 kilometer. Koordinat tersebut berjarak 154 kilometer tenggara Nias Selatan.

Guncangan gempa ini dirasakan di Nias Selatan dalam skala IV MMI, dan di Padang, Siberut serta Gunungsitoli dalam skala III MMI. Sementara di Padang Panjang dan Pariaman guncangan dirasakan dalam skala Pariaman II MMI.

Kabid Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, gempa utama M6,7 merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di ZONA MEGATHRUST MENTAWAI - SIBERUT. 

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono di akun Twitter-nya, @DaryonoBMKG.

Hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan, gempabumi itu tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya belum mampu menciptakan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut, tetapi dia mengingatkan kalau gempa itu bersumber dari tempat yang sama yang memicu gempa dahsyat M8,5 pada 10 Februari 1797 yang memicu tsunami di Mentawai-Sumbar-Sumut. Tsumani setinggi 5 meter itu menerjang pantai dan muara sungai hingga menggenangi pesisir Padang. 

"Banyak rumah hanyut, kapal besar terdorong 5,5 kilometer ke daratan dan menewaskan lebih dari 300 orang," katanya.

"Catatan Tide Gauge (BIG) di Pulau Telo (yang) paling dekat dengan pusat gempa (M6,7) menunjukkan tidak ada anomali muka laut. Jadi, memang tidak terjadi tsunami," kata Daryono lagi.
 

Editor : Rohman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network