Anggota Komisi di DPR yang mempunyai ruang lingkup tugas di bidang hubungan internasional dan pertahanan itu pun mendukung kritik Presiden Prabowo atas kurangnya penghormatan negara global terhadap resolusi PBB. Terutama, kata Sukamta, terkait dengan isu Palestina, Lebanon, dan Suriah.
“Pesan Presiden Prabowo tentang pentingnya persatuan negara-negara Muslim relevan dalam menghadapi tantangan global, termasuk upaya memecah belah melalui strategi 'divide et impera',” jelasnya.
Sukamta menyoroti konflik berkepanjangan di negara Suriah yang telah menyebabkan lebih dari 500.000 korban jiwa dan jutaan orang terlantar. Ia memandang bahwa stabilitas di Suriah tidak hanya penting bagi kawasan Timur Tengah, tetapi juga bagi perdamaian global.
Dalam hal rekonsiliasi politik global, Sukamta juga menekankan pentingnya bantuan internasional dalam membangun kembali infrastruktur dasar yang hancur akibat konflik. Menurut laporan Bank Dunia, biaya rekonstruksi Suriah diperkirakan mencapai USD 250 miliar.
"Indonesia dapat menjalin kerja sama bilateral di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan untuk mendukung proses ini. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat hubungan dengan Suriah," papar Sukamta.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait