"Pemerintah harus memastikan dengan benar jika kualitas BBM sudah baik. Sampaikan hasil investigasi secara transparan, kalau perlu saat melakukan uji coba ada buktinya supaya rakyat tidak merasa ditipu," ungkap Mufti.
Menurut Mufti, kasus kerusakan mesin kendaraan diduga akibat penggunaan Pertamax juga menimpa warga di Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan salah satu wilayah di daerah pemilihan (Dapil) nya.
"Tidak semua orang bisa mudah beli mobil. Di dapil saya, mereka harus kredit bertahun-tahun, sehingga ketika dia punya mobil mereka memikirkan bagaimana ini bisa dapat BBM yang sehat dan baik untuk mobilnya," paparnya.
Mufti mengungkap, masyarakat di dapilnya harus rela membeli BBM jauh di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) BP yang merupakan penjual BBM selain Pertamina. BP merupakan perusahaan migas multinasional asal Inggris yang menjual bensin dengan harga lebih murah dan kualitas lebih baik.
"Mereka jauh beli BBM ke Surabaya dan ke Malang untuk bisa beli di BP. Karena ternyata jauh lebih hemat walaupun kadang harganya juga tidak terlalu beda jauh tapi ternyata juga secara kualitas dan performa jauh lebih baik," jelas Mufti.
Hal ini juga sempat disampaikan langsung Mufti saat Komisi VI rapat bersama Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius sebelum masa reses, pekan lalu. Mufti meminta Pertamina bisa menjawab keluhan masyarakat.
"Kami minta tindak lanjut, jangan didiamkan kegelisahan masyarakat yang ramai juga disampaikan di media sosial itu," sebutnya.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait