Selama tiga hari pelaksanaan, para peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis tetapi juga diuji kompetensinya melalui skema sertifikasi BNSP.
Materi yang diberikan meliputi kebijakan strategi pendampingan usaha, analisis kebutuhan UMKM, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing usaha. Semua peserta diwajibkan mengikuti tahapan sertifikasi untuk memastikan mereka memenuhi standar nasional sebagai pendamping UMKM profesional.
Melalui pelatihan ini, Program YESS menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ekosistem pendampingan UMKM yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Sertifikasi ini juga menjadi langkah strategis untuk mendorong kualitas fasilitator di Kalimantan Selatan, sehingga lebih mampu membantu pelaku UMKM berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
"Dengan adanya fasilitator bersertifikasi, diharapkan penerima manfaat Program YESS dapat lebih terbantu dalam mengembangkan usaha mereka, baik dari segi manajemen, pemasaran, maupun inovasi produk," imbuhnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara pendidikan vokasi, pemerintah, dan program pemberdayaan dalam mendukung regenerasi petani muda serta pengembangan ekonomi lokal.
Seperti diketahui, regenerasi petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian, salah satunya dengan Program YESS yang merupakan kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.
Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa menjelaskan program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan sumber daya manusia di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait