Hari Asuransi ke-18: Paylater Membebani, Asuransi Melindungi, Rencanakan Keuanganmu Sekarang!

Novi
Ronny Iskandar (berdiri), Ketua Panitia Hari Asuransi 2024. Foto: Ist

JAKARTA, iNews Depok.id - Data PT Pefindo Biro Kredit atau IdScore dikutip dari CNBC Indonesia menyebutkan, propinsi dengan pinjol terbanyak ketiga dimiliki oleh Jawa Barat 15,2 triliun, DKI Jakarta 11,3 triliun, dan Jawa Timur 6,7 triliun. Dimana merupakan propinsi-propinsi dengan jumlah UMR tertinggi. Data juga menyebutkan, tunggakan total paylater di Indonesia per April 2023 adalah Rp.3,28 triliun, naik 72,6% YOY dibanding tahun 2022. Artinya, dari tahun ke tahun makin banyak paylater tidak dibayar dan banyak orang terlilit utang paylater.

Hal itu diungkapkan oleh Cicilia Nina seorang expert di bidang asuransi pada kesempatan perayaan Hari Asuransi ke-18 di Gedung Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat pada Jumat pagi, 18 Oktober 2024.

“Data terbaru menunjukkan bahwa banyak masyarakat, terutama di kota-kota dengan penghasilan UMR, terjebak dalam lingkaran utang akibat penggunaan paylater yang tidak bijak. Jumlah tunggakan paylater yang mencapai 3,28 triliun rupiah adalah bukti nyata dari masalah ini,” kata Nina.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Menurut Nina, pertama, kurangnya perencanaan: banyak orang menggunakan paylater tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial mereka. Kedua, kebutuhan dan keinginan yang tertukar: seringkali, kita sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Akibatnya, kita cenderung membeli barang-barang yang tidak mendesak dengan menggunakan paylater. Ketiga, kurangnya disiplin: sulitnya mengatur pengeluaran membuat kita terus tergiur untuk menggunakan paylater.


Cicilia Nina. Foto: Ist

 

Solusi yang Lebih Cerdas: Asuransi

Dikatakan Nina, daripada terjebak dalam lingkaran utang, mengapa tidak mengalihkan fokus pada perencanaan keuangan yang lebih sehat? “Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memiliki asuransi. Asuransi bukan hanya sekadar produk keuangan, tetapi juga merupakan alat untuk mengelola risiko. Dengan memiliki asuransi, kita memiliki tujuan finansial yang jelas, yaitu melindungi diri dan keluarga dari risiko yang tidak terduga. Kita akan disiplin finansial karena membayar premi asuransi secara teratur, bisa melatih untuk disiplin dalam mengatur keuangan. Asuransi juga membantu kita dalam memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting, seperti kesehatan dan masa depan,” urai Nina.

Paylater memang bisa memberikan kemudahan, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, justru akan menjadi beban. Mari kita mulai kebiasaan menabung dan berinvestasi sejak dini. Dengan memiliki asuransi, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga keluarga kita dari risiko finansial di masa depan. Ingat, uang yang kecil jika dikelola dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang besar.

Tips Memulai Perencanaan Keuangan dari Nina:

  • Tentukan tujuan: Apa tujuan finansial kamu? Ingin membeli rumah, merencanakan pendidikan anak, atau sekadar memiliki dana darurat?
  • Disiplin menabung: Sisihkan sebagian penghasilan secara teratur untuk tabungan dan premi asuransi. Bukan sisakan.
  • Bedakan kebutuhan dan keinginan: Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan semata.  
  • Pilih produk asuransi yang sesuai: Konsultasikan dengan agen asuransi untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.

Ya, peringatan Hari Asuransi ke-18 tahun 2024 menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya asuransi. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) pun kembali menunjukkan konsistensinya dalam memperluas jangkauan literasi untuk merefleksikan peran penting asuransi bagi masyarakat Indonesia.

Mengacu kepada literasi dan inklusi pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 2 Agustus 2024, hasil survei menunjukan indeks literasi keuangan Masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, naik dibanding tahun 2022 yang hanya 49,68 persen.

Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini sebesar 72,02 persen sementara di tahun 2022 sebesar 85,10 persen, menunjukan menurunnya indeks inklusi keuangan di Masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk terus meningkatkan inklusi khususnya di sektor industri perasuransian.

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network