JAKARTA, iNews Depok.id - CEO Mentorship seri 2 tahun 2024 kembali digelar di Gunadarma untuk mempererat kolaborasi antara industri dan pendidikan.
Program yang berada di bawah Dirjen Diktiristek Ekosistem Kedaireka berlangsung pada Sabtu, 18 Mei 2024 di kampus F8 Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma.
CEO Mentorship yang berkerja sama dengan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) merupakan platform berbagi pengetahuan oleh perwakilan mitra industri, yang bertujuan untuk mendorong minat Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam berkolaborasi dan berinovasi di Kedaireka melalui pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya.
Dr. dr. Matrissya Hermita, M.Si., M.I.Kom., selaku Direktur PMO Kedaireka 2024,menyatakan bahwa Kedaireka meluncurkan inisiasi Ekosistem Kedaireka yang berisi program-program yang diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan membuka peluang kolaborasi bagi insan perguruan tinggi dan mitra industri.
Perwakilan dari perguruan tinggi, mitra industri, serta masyarakat umum yang hadir diharapkan dapat memahami urgensi menciptakan ekosistem kolaborasi dan pentingnya memprioritaskan inovasi di berbagai industri.
“Program CEO Mentorship, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka, bertujuan untuk meningkatkan minat insan perguruan tinggi, umum, dan industri dalam berkolaborasi serta berinovasi melalui cerita pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Melalui program ini, insan perguruan tinggi dan industri diharapkan terinspirasi untuk mengambil aksi nyataserta berani berinovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada,” kata Dr. dr. Matrissya Hermita, M.Si., M.I.Kom.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., GuruBesar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024; Prof.Dr. Faiz Syuaib, M.Agr., Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat(DRTPM) Kemendikbudristek; dan Prof. Dr. Lilis Nuraida, M.Sc., selaku tim ahli PDP 2024.Selain itu, CEO Mentorship ini juga dimeriahkan oleh kehadiran narasumber Sarwono Sutikno,Dr.Eng., CSX-F, IIAP, CC, Perwakilan Insan Perguruan Tinggi - Institut Teknologi Bandung (ITB)dan Handoyo dari Advan / PT Bangga Teknologi Indonesia, Perwakilan Mitra Dunia Usaha &Dunia Industri (DUDI) di bidang Industri Perangkat Telematika. Acara ini di moderatori oleh Prof.Dr. Budi Hermana, MM.
Beberapa narasumber kunci membagikan pandangannya mengenai pentingnya platform Kedaireka sebagai sarana akselerasi kolaborasi inovasi di Indonesia.Prof. Dr. Faiz Syuaib, M.Agr., Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.
“Kalau kita bicara platform, berarti kita menciptakan permukaan yang sama supaya semuanya bisa berdiri di sana danberinteraksi. Bisa jadi ada pihak-pihak yang berada di luar platform, oleh karena itu perlu ada usaha penyesuaian agar semua pihak bisa satu frekuensi dan bersama-sama berada di sana.Infrastruktur platform Kedaireka yang dibangun beberapa tahun lalu sangat luar biasa dalammenyatukan insan perguruan tinggi dan dunia industri. Sangat disayangkan jika kita sebagaibangsa tidak dapat memanfaatkan platform yang luar biasa ini," tambahnya.
Sebagai tokoh yang turut membidani lahirnya platform Kedaireka, Prof. Ir. Nizam, M.Sc.,Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dirjen Diktiristek periode2020-2024, menambahkan bahwa penting bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasiinovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.
Ia menekankan, kunci utama dalam menumbuhkan ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri adalah kesesuaian visi untuk memajukan ekonomi Indonesia melalui inovasi.
Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama.
Pentingnya memberikan hasilyang cepat dan bermanfaat secara tepat bagi semua pihak, baik perguruan tinggi maupunindustri, serta masyarakat secara keseluruhan, menegaskan pentingnya rasa saling percaya dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan.
Platform Kedaireka, lanjut Nizam menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menghadapi tantangan industri di Indonesia melalui Program Dana Padanan (PDP) Kedaireka.
PDP dapat dianggap sebagai cerminan komitmen untukmeningkatkan efektivitas dan kejelasan pelaksanaan program serta kebermanfaatan rekaciptayang dihasilkan. Revitalisasi platform kedaireka.id dan penyesuaian program ekosistemKedaireka menjadi fokus utama untuk memperbaharui infrastruktur serta proses dalammendukung kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.
Melalui Kurasi Kreasi Reka, petakolaborasi dan inovasi dari insan akademik dan dunia industri akan semakin jelas tergambar.Keberadaan Kurasi Reka menjadi langkah penting dalam memastikan kualitas inovasi yangdihasilkan dalam program ini, dan pada akhirnya akan menjadi indikator keberhasilan Ditjen Dikti Ristek dalam menjembatani kolaborasi perguruan tinggi dan industri yang berkesinambungan.
Perbedaan skema pendanaan antara PDP Tahun 2022 & 2023 dengan skema PDP tahun 2024juga menjadi sorotan, menjanjikan pendekatan yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan saat ini.
Peluang skema B1 hadir sebagai upaya untuk mempermudah penyaluranCorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, yang diharapkan dapat memberikankontribusi yang lebih besar dalam pemberdayaan masyarakat secara luas.
Dengan berbagaiperubahan ini, Program Ekosistem Kedaireka di tahun 2024 diharapkan dapat memberikandampak yang lebih signifikan bagi perkembangan inovasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Prof. Dr. Lilis Nuraida, M.Sc., selaku tim ahli PDP 2024, mengungkapkan bahwa meskiterdapat beberapa pembaruan, program dana padanan 2024 memiliki misi yang tetap samadari sebelumnya, yakni hilirisasi hasil-hasil riset para peneliti di perguruan tinggi untukselanjutnya bisa dikomersialisasikan yang dapat mendukung industri hilir.
Selain itu, programini penting juga sebagai sarana hilirisasi kepakaran para peneliti di perguruan tinggi.
“Sejak 2023, program ini lebih dipertajam lagi yang dibagi ke dalam dua skema besar; skema A untuk hilirisasi produk dan hilirisasi kepakaran, dan skema B untuk pemberdayaan masyarakat. Pada2024, skema ini dipertajam dan mulai dimungkinkan untuk skema multi-tahun untuk hilirisasi.Sementara untuk skema pemberdayaan masyarakat hanya dapat satu tahun,” terang Lilis
Dalam menjawab tantangan industri guna merealisasikan fokus strategis nasional pemerintahIndonesia dalam meningkatkan level Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) gunamenurunkan ketergantungan industri pada impor, CEO Mentorship 2024 menjadi momentumuntuk menggalang kerja sama lintas sektor.
Dalam rangka mencapai target tersebut, penguatanriset menjadi salah satu prioritas yang diwadahi melalui Program Dana Padanan 2024 olehKedaireka, sebagai sarana untuk menjembatani kolaborasi riset dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri guna menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.
Sarwono Sutikno, Dr.Eng., CSX-F, IIAP, CC, Perwakilan Insan Perguruan Tinggi - InstitutTeknologi Bandung (ITB), menyoroti,
“Hal terpenting menurut saya dari menerima programkolaborasi dengan industri ini adalah terjadinya sharing knowledge. Jadi kolaborasi ini tidakhanya menguntungkan bagi industri saja, tetapi juga sangat bermanfaat untuk kami. Misalnya,ide besar kami adalah membawa proses pengerjaan printed circuit boards assembly (PCBA)yang dilakukan di luar, dapat dilakukan di Indonesia. Meski kami memiliki kepakaran, namun kami terbiasa menyolder kurang lebih 10 komponen saja, " kata Sarwono.
"Untuk pengerjaan PCBA, kami harusbisa menyolder sekitar 1700 komponen yang skalanya hanya tersedia di industri. Padaakhirnya kami di ITB belajar juga dari industri," tambahnya.
Handoyo dari Advan / PT Bangga Teknologi Indonesia, Perwakilan Mitra Dunia Usaha &Dunia Industri (DUDI) di bidang Industri Perangkat Telematika, mengungkapkan pertemuan dengan ITB sebenarnya sudah terjalin sebelumnya melalui realisasiprogram TKDN pemerintah, namun pada saat itu masih berkutat di hulu.
"Suatu ketika kami di PT Bangga Teknologi Indonesia ingin melanjutkannya dengan hilirisasi berupa produk jadi yang konkret, namun butuh kepakaran yang mumpuni," kata Handoyo.
Saat itulah kami kembali berjumpa denganITB untuk merealisasikannya melalui platform Kedaireka. Misi kami adalah meningkatkan kadar
TKDN dan substitusi impor di produk unggulan kami dengan misi untuk mendukungpemerintah.
”Saat ini PT Bangga Teknologi Indonesia berfokus untuk pengerjaan di bagian motherboard,karena inti dari sebuah laptop adalah motherboard. Mereka mengerjakan proses PCBA yangdikenal dengan surface mount technology (SMT) yang menjadi proses kunci dalam manufakturelektronik modern dengan menawarkan presisi tinggi dan efisiensi dalam memasangkomponen elektronik pada printed circuit boards (PCB)," terang Handoyo.
Handoyo menambahkan sangat berterima kasih kepada platform Kedaireka, karena meski harus melalui proses yang panjang, namun pada akhirnya perusahaan kami dapatmerealisasikan misi kami melalui kolaborasi inovatif dengan ITB.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait