Kementerian Keuangan: Pasar Keuangan Domestik Terdampak oleh Ketidakpastian Global

Gabriel Arti Kunanto
FOTO : @smindrawati

JAKARTA - iNews Depok.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan pernyataan hari ini tentang kondisi ekonomi global diproyeksikan akan stagnan pada tahun ini. Saat menghadiri pertemuan G20 dan IMF-World Bank Spring Meetings.

Sri Mulyani menyebut bahwa pembuat kebijakan saat ini sedang fokus pada risiko global

"Pertama, untuk pertemuan IMF-World Bank dan G20 dominasi mengenai kondisi outlook global dan risiko ekonomi global itu sangat besar. Ini artinya dari sisi situasi, kondisi, mood dan fokus dari para pembuat kebijakan di bidang keuangan negara dan moneter sangat tersita oleh down side risk atau risiko yang besar dari perekonomian global," ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN, Jumat (26/4/2024).

"Kondisi global environment dapat disampaikan menyebabkan proyeksi ekonomi dunia cenderung stagnan pada level yang rendah. Dan belum ada faktor yang mendorong gerak untuk tahun 2024," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi geopolitik global tetap ada dan bahkan menjadi topik utama pada diskusi para pemimpin dunia. Para perancang kebijakan juga memperhatikan kondisi ini. Menurut kabar, The fed masih menunda penurunan suku bunganya.

"Market tadinya memiliki harapan penurunan suku bunga bisa terjadi tahun 2024 ini secara beberapa kali. Dengan data terbaru, nampaknya harapan market tidak terpenuhi karena nampaknya Federal akan menjaga policy rate-nya dan mungkin penurunan baru akan terlihat apabila data sisi gross labor maupun inflasi telah pada kondisi yang meyakinkan mereka bisa melakukan adjustment," terangnya.

"Dengan situasi ini maka muncul ekspektasi yang harus diubah. Dengan perubahan ini terjadi pergerakan yield US Treasury yang masih meningkat dan juga dolar indeks yang meningkat. Kalau dolar kuat mata uang negara lainnya akan melemah," ungkapnya.

"Ini akan stagnan dari tahun lalu. Lembaga lain seperti OECD bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di bawah level yang diprediksi IMF alias 2,9%, sedangkan Bank Dunia lebih rendah lagi," ujar dia.

"Situasi global yang cenderung melemah dan tekanan yang bertubi dari harga komoditas, inflasi, dan suku bunga tentu akan mempengaruhi kinerja seluruh dunia terutama manufaktur. Indonesia masih dalam situasi ekspansif dan pada level yang cukup baik," terangnya.
 

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network