Dia juga memuji kualitas bibit bawang yang disediakan UPLAND Project serta lima orang petugas penyuluh lapangan (PPL) yang senantiasa mendampingi kelompok taninya mulai dari penanaman, mengatasi penyakit dan hama, hingga bagaimana teknik untuk mencapai hasil yang maksimal.
Saat panen tiba, Marsito dan petani bawang lainnya terkejut dengan hasil panen yang melampaui ekspektasi.
"Hasilnya di luar ekspektasi kita, biasanya 1 kilo (bibit) banding 10 (kilo panen) yang biasa. Tetapi punya kita Alhamdulillah 1 (kilo bibit) banding 12 (kilo hasil panen)," ujar Marsito.
Namun ujian kembali datang pasca panen, yakni anjloknya harga bawang di pasar. Namun petugas UPLAND Project Kementerian Pertanian mengarahkan petani untuk tidak buru-buru menjual komoditas bawang tersebut demi mengurangi kerugian.
Petugas UPLAND Project kemudian mengarahkan kelompok tani untuk mengolah bawang tersebut menjadi bawang goreng, tujuannya tentu agar bawang tersebut tidak dijual murah dan mencegahnya agar tidak busuk saat disimpan.
Pendampingan dari UPLAND Project tidak hanya soal pertanian di hulu pendampingan pasca panen mulai dari pengolahan komoditas dan pemasaran komoditas pun juga diberikan.
Editor : M Mahfud
Kabupaten Banjarnegara ekspor bawang merah Sumenep ekspor bawang merah hingga ke Belanda Sumenep Upland Project kementerian Pertanian kementan Belanda Upland Project Kementerian Pertanian Upland Project Kementan petani bawang Kabupaten Sumenep Jawa Timur pengembangan hortikultura garut Tasikmalaya
Artikel Terkait