Kedua, adalah skenario yang hanya fokus pada bank yang memiliki pasar kredit berjumlah 30 unit.
Ketiga adalah skenario yang melibatkan bank-bank yang memiliki pasar kredit yang tersegmentasi di sektor-sektor tertentu sejumlah 62 unit.
Di masing-masing skenario, bank dibagi menjadi dua yakni bank dengan aset di atas rata-rata (bank besar/leader bank) dan bank yang asetnya di bawah rata-rata (bank kecil/follower bank).
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa bank besar di skenario kedua dan ketiga memiliki NIM aktual melebihi NIM optimalnya sehingga sebaiknya bank di kedua skenario tersebut menurunkan tingkat NIM aktualnya sampai ke tingkat optimal.
BACA JUGA:
UI Bakal Lahirkan Subspesialis Luka Tulang, Adu Sakti dengan Ahli Tulang Cimande?
Hasil penelitian Agus juga menunjukkan bahwa NIM bank besar masih berada di bawah NIM optimalnya sehingga potensi untuk menaikkan tingkat NIM optimal masih sangat bisa dilakukan.
Selain itu, bank kecil memiliki NIM aktual di bawah NIM optimal di semua skenario.
Disertasi ini dipaparkan dalam sidang promosi doktor yang diketuai oleh Teguh Dartanto, Ph.D., dengan pembimbing Viverita, Ph.D. selaku promotor, dan Zaäfri Ananto Husodo, Ph.D., selaku ko-promotor.
Dalam sidang ini, Agus lulus dengan predikat memuaskan dan berhasil meraih gelar Doktor ke-299 dalam Bidang Ilmu Manajemen Keuangan dan Perbankan.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait