Eksistensi Seni Musik di Era Digital

Putri Sulistiyaningsih/Eka Titi Andaryani
Putri Sulistiyaningsih, Mahasiswa PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang (foto kiri) dan Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd., Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang.

Eksistensi seni musik di era digital telah mengalami transformasi yang signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap industri musik secara keseluruhan. Dalam opini ini, saya akan menjelaskan bagaimana eksistensi seni musik telah berubah di era digital.

Pertama-tama, saluran distribusi musik telah mengalami perubahan drastis. Sebelum adanya era digital, artis bergantung pada penjualan fisik seperti kaset dan CD untuk mendistribusikan musik mereka. Namun, dengan adanya platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube, musik kini dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh pendengar di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan para artis untuk menghadirkan karya mereka kepada audiens yang jauh lebih luas daripada sebelumnya.

Selain itu, era digital juga telah membuka pintu bagi kolaborasi musik yang lebih luas. Dulu, para musisi harus berada di studio yang sama untuk bisa bekerja secara bersama-sama. Namun, dengan adanya teknologi digital, kolaborasi dapat dilakukan secara virtual. Misalnya, artis dari berbagai belahan dunia bisa berkolaborasi dalam proyek musik tanpa harus bertemu secara langsung. Hal ini tidak hanya memperluas keragaman musik yang ada, tetapi juga menciptakan koneksi budaya yang lebih kuat di antara komunitas musik di seluruh dunia.

Selain itu, promosi musik juga telah berubah dengan adanya era digital. Sebelumnya, artis harus bergantung pada promosi fisik seperti brosur, poster, dan radio untuk memasarkan musik mereka. Namun, sekarang artis dapat menggunakan media sosial dan situs streaming musik untuk mempromosikan karya mereka secara langsung kepada penggemar. Mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan pendengar, membagikan cuplikan musik, video di belakang layar, dan mengadakan konser online. Ini memberikan kesempatan bagi artis yang kurang dikenal untuk mendapatkan pengakuan yang lebih luas dan membangun basis penggemar yang solid.

Namun, ada juga sisi negatif dari eksistensi seni musik di era digital. Salah satunya adalah masalah peredaran ilegal dan pembajakan musik. Dengan mudahnya mengunduh dan membagikan musik secara ilegal, artis seringkali kehilangan pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan dari penjualan musik mereka. Hal ini berdampak pada kemampuan artis untuk menciptakan karya lebih lanjut dan menghambat perkembangan industri musik secara keseluruhan.

Selain itu, era digital juga memunculkan tantangan baru dalam hal acara live. Meskipun ada kemungkinan konser online, perasaan dan pengalaman dari kehadiran langsung dalam konser tidak dapat digantikan oleh pengalaman digital. Semangat dan interaksi antara artis dan penonton saat konser live adalah satu hal yang berharga dan unik. Oleh karena itu, walaupun era digital membuka akses yang lebih luas ke musik, hal ini juga memicu kebutuhan yang lebih besar akan kehadiran langsung artis dalam konser.

Secara keseluruhan, eksistensi seni musik di era digital telah membawa perubahan signifikan terhadap industri musik. Dari saluran distribusi hingga metode promosi yang lebih luas, era digital telah menghadirkan banyak peluang baru bagi artis musik. Namun, tantangan seperti pembajakan musik dan kurangnya pengalaman live yang sebenarnya juga perlu diatasi. Dengan terus berkembangnya teknologi digital, akan menarik untuk melihat bagaimana eksistensi seni musik akan terus berubah di masa depan.
 

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network