JAKARTA, iNewsDepok.id - Indonesia dan Jepang memperkuat kerja sama untuk mengendus penggunaan teknologi dalam aksi-aksi terorisme.
Kerja sama kedua negara dibicarakan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel dan Sugiyama Akira, Ambassador in charge of International Cooperation for Countering Terrorism and International Organized Crime Jepang, di Kantor BNPT RI Jakarta, Kamis (5/10).
Dalam pertemuan itu, Kepala BNPT berharap Indonesia dan Jepang dapat memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme, mengingat penggunaan teknologi dalam terorisme menjadi tantangan di tingkat domestik, regional dan global.
“Dialog ini akan memperkuat kerja sama Jepang dan Indonesia dalam pemanggulangan terorisme dan ekstremisme,” katanya.
Perkembangan teknologi yang pesat menjadi celah bagi organisasi teroris untuk melakukan propaganda, perekrutan dan radikalisasi. Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto.
“Lone actors (aktor tunggal) hasil radikalisasi online berpotensi jadi sumber terorisme, modus pendanaan terorisme juga beragam termasuk fintech,” kata Andhika dalam Dialog Kontra Terorisme ke-2 Indonesia dan Jepang.
Andhika menambahkan bahwa penyalahgunaan teknologi ini tidak hanya terjadi Indonesia. Kelompok teror di luar negeri seperti ISIS menggunakan cryptocurrency dan Nun-Fungible Token (NFT) dalam melakukan pendanaan. tidak hanya itu, mereka juga memanfaatkan drone dalam melancarkan operasinya.
Selain topik penyalahgunaan teknologi, Dialog ini juga membahas situasi terkini seputar terorisme di kawasan Asia Tenggara dan Afganistan, serta strategi masing-masing negara dalam penanggulangan ekstremisme dan terorisme.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait