Kejadian kekerasan senjata api bukan hal baru di Thailand, meskipun penembakan massal jarang terjadi.
Insiden ini terjadi beberapa hari sebelum rakyat Thailand berencana untuk memperingati peringatan satu tahun aksi pembunuhan massal terbesar oleh individu di negara ini, serangan senjata api dan pisau yang mengerikan di sebuah pusat penitipan anak di provinsi timur laut yang menewaskan 36 orang, sebagian besar dari mereka adalah balita, pada 6 Oktober 2022.
Penembakan pada hari Selasa membuat otoritas sementara menutup akses ke stasiun kereta api elevasi Siam Square yang berdekatan, mencegah para pekerja pulang saat jam sibuk mulai dan hujan deras mengguyur kota. Tim penyelamat terlihat memasuki mal sambil sirine berbunyi di luar.
Saksi mata mengatakan kerumunan orang berusaha melarikan diri dari gedung, salah satu dari beberapa pusat perbelanjaan di kawasan yang populer di antara wisatawan dan warga Thailand yang berkecukupan.
Wisatawan Tiongkok, Liu Shiying, mengatakan kepada AP News bahwa dia melihat orang-orang berlarian dan mengatakan bahwa seseorang telah membuka tembakan. Dia mengatakan mendengar tembakan dan bel berbunyi, dan lampu di mal padam.
"Kami bersembunyi sementara waktu. Siapa yang berani keluar?" kata dia sembari berlindung.
Gautam Vora, 45 tahun, warga negara India yang bekerja di bidang keuangan di Bangkok, berada di mal dengan istrinya dan anaknya. Dia mengatakan kejadian ini sangat menakutkan meskipun awalnya dia tidak yakin apakah dia mendengar tembakan atau kembang api.
"Semua orang berteriak dan berlari, lalu banyak kekacauan dan hampir seperti kerumunan" ujarnya.
"Saya pikir mereka tidak siap untuk ini," tambahnya.
"Saya pikir sebagian besar staf di dalam pusat perbelanjaan bingung dan mereka juga berlari kesana-kemari."tutupnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait