CANBERAA, iNewsDepok.id – Ancaman radikalisasi online dan pendanaan terorisme jadi pembahasan Pemerintah Indonesia dan Australia dalam Konsultasi Bilateral ke-9 antar kedua negara.
Konsultasi Bilateral sendiri berlangsung di Canberra pada Kamias (14/9/2023). Pemerintah Indonesia diwakili Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI). Sedangkan Pemerintah Australia diwakili Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT)
Pertemuan Konsultasi Bilateral antara Indonesia dan Australia merupakan pertemuan tahunan untuk memperkuat kerja sama anti-terorisme. Pertemuan pada tahun 2023 merupakan pertemuan Konsultasi Bilateral ke-9.
”Dari pertemuan ini, kedua belah pihak memiliki perhatian yang sama terhadap ancaman radikalisasi online yang menargetkan anak-anak muda dan pendanaan terorisme,” kata Kepala BNPT RI Komjen Polisi Rycko Amelza Dahniel dalam rilis BNPT RI yang diterima iNews Depok, Sabtu (16/9/2023).
Indonesia dan Australia juga berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama baik melalui dialog di tingkat bilateral, forum-forum regional dan multilateral serta berbagai kerja sama teknis.
"Agenda pertemuan Konsultasi Bilateral yang multi-disipliner menunjukkan eratnya kerja sama kedua negara dan pentingnya kolaborasi para pemangku kepentingan dalam penanggulangan terorisme," kata Rycko.
Ambassador for Counter Terrorism Australia, Richard Feakes mengungkapkan kegembiraannya kerja sama penanggulangan terorisme antara Indonesia dan Australia terus meningkat.
"Indonesia merupakan mitra penting bagi Australia dalam penanggulangan terorisme dan saya mengapresiasi berbagai kerja sama yang telah terjalin selama ini," kata Richar Feakes.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait