Pekan Imunisasi Dunia 2023, GSK, Kemenkes, Praktisi Kesehatan, dan Komunitas Kejar Imunisasi Anak

Novi
Media Briefing “Kejar Imunisasi, Lindungi Generasi Emas” di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat (08/05). Foto: Ist

“Dengan semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan. Jika banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap, kelak dapat berpotensi terjadi wabah berbagai penyakit (PD3I) yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan anak di masa depan,” ujar Prof. Hartono.

“Bila imunisasi anak terlewat atau belum mendapatkan vaksin tertentu sama sekali karena beberapa hal, seperti sakit berat atau terlupa, disarankan untuk melakukan imunisasi kejar (catch-up immunization) agar anak dapat memperoleh imunisasi lengkap. Imunisasi kejar dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin. Artinya, anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, misalnya dengan pemberian Vaksin Hexavalen yaitu kombinasi vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Hepatitis B, dan Polio. Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) anak-anak Indonesia terlindungi secara optimal dari PD3I, sehingga dapat tumbuh jadi generasi emas di masa mendatang,” urai Prof. Hartono.

Pada pertengahan tahun 2022 lalu, Kementerian Kesehatan juga telah menambahkan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, dari 11 antigen menjadi 14 antigen, yaitu vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah penyakit pneumonia, Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.

“Tujuan akhir dari peringatan Pekan Imunisasi Dunia adalah agar lebih banyak anak, orang dewasa dan masyarakat terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga memungkinkan mereka hidup lebih sehat. Salah satunya imunisasi kejar yang diperlukan untuk melengkapi imunisasi anak yang tertunda selama pandemi,” ujar dr. Prima dari Kementerian Kesehatan.

President Director & General Manager GSK Indonesia, Manishkumar Munot mengatakan, “Sebagai inovator terkemuka industri farmasi, GSK memiliki portofolio teknologi vaksin yang komprehensif dan pengalaman panjang selama bertahun-tahun yang dimulai sejak periode 1900-an. Hingga saat ini, GSK telah menciptakan vaksin untuk 23 dari 32 penyakit yang termasuk dalam daftar WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Vaksinasi sepanjang hidup sangatlah penting untuk menjaga kekebalan tubuh kita, dimulai dari usia dini untuk membangun kekebalan terhadap penyakit menular baru saat kita beranjak dewasa, di mana penyakit ini bisa menular ke kita saat berpergian, bekerja, ataupun akibat penuaan.”

Penting juga diketahui para orangtua, tidak semua vaksin diberikan melalui suntikan. Salah satunya Vaksin Rotavirus yang diberikan secara oral, sehingga orangtua maupun si kecil tidak perlu cemas akan jarum suntik. Vaksin Rotavirus ini merupakan pencegahan paling utama yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mencegah virus paling umum penyebab diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia.

“Upaya mengejar ketertinggalan imunisasi merupakan hal yang penting dilakukan agar anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga dapat terhindar dari penyakit menular yang berbahaya serta berisiko rendah mengalami komplikasi saat terkena penyakit. Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia, GSK mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap guna melindungi Generasi Emas Indonesia. Kolaborasi ini penting dilakukan dalam upaya percepatan cakupan imunisasi lengkap terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di antaranya seperti Rotavirus, Flu dan PCV, dan pentingnya terus berkolaborasi dalam melakukan edukasi secara berkesinambungan bersama-sama,” ajak Medical Director Vaccines GSK Indonesia, dr. Deliana Permatasari, MM.

Sebagai wadah komunitas berkumpulnya para ibu millennial, Founder @SmartMumsID, Vibriyanti. S.Si, Apt, MM., mengingatkan di tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi. “Oleh karena itu, semua pihak harus memastikan bahwa anak-anak saat ini sudah mempunyai bekal yang cukup. Terutama kesehatan dimana merupakan investasi penting yang harus dilakukan sejak dini. Jangan sampai anak-anak memiliki beban kesehatan, karena untuk bisa berkontribusi di bidang apa pun, haruslah sehat terlebih dahulu,” tandasnya.

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network