Menurut Dedi, solusinya bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk berimbang yakni pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (mikro hayati lokal).
Dedi tak menampik jika saat ini harga pupuk mahal. Oleh karenanya, ia menyarankan agar mengunakan pupuk organik.
Dedi menambahkan, kotoran sapi banyak mengandung nitrogen. Sementara pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. Dedi menilai petani harus memiliki ilmu pemupukan dan perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi yakni dengan menggunakan sistem gratifikasi, sehingga lebih efesien. Selain itu harus memanfaatkan IoT dari sektor hulu hingga hilir dan tingkatkan pemasaran.
"Bangun pertanian kita dengan dua strategi yaitu penerapan smart farming dan galakkan akses KUR. KUR ibarat energi, ibarat bensin bagi usaha kita. KUR memegang peranan yang vital dalam agribisnis,” tegas Dedi.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan Pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 2 Tahun 2023 dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal 20-27 Maret 2023.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait