Dia menjalani pendidikan di King's School, Macclesfield hingga 1974. Lalu melanjutkan ke Universitas Oxford jurusan Politik, Filsafat dan Ekonomi hingga 1978 .
Sebelum bergabung dengan Vitol, Taylor memulai kariernya di Royal Dutch Shell pada 1978. Taylor bergabung dengan Vitol pada tahun 1985 dan mengembangkan bisnis perdagangan minyak mentah.
Setelah itu, dia sukses membawa Vitol Group dari semula hanya pedagang bahan bakar kecil menjadi perusahaan perdagangan minyak independen terbesar di dunia. Saat itu, Vitol Group sukses menghasilkan lebih dari 7 juta barel minyak mentah dan produk minyak dalam sehari.
Berkat keuletannya, Taylor berhasil membawa perusahaan asal Belanda tersebut mencapai kesepakatan menguntungkan dengan pemerintah, perusahaan minyak nasional, pabrik penyulingan, serta produsen.
Semasa kepemimpinan Taylor, Vitol Group mampu mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan Afrika. Melalui anak ushanya, Vitol memiliki sekitar 6.800 titik ritel dan 40 kantor perwakilan.
Taylor mundur dari jabatannya pada tahun 2018 karena masalah penyakit yang dideritanya. Kemudian, Russell Hardy diangkat menggantikan Taylor.
Pada 9 Juni 2020, Taylor meninggal dunia di usia 64 tahun setelah berjuang melawan kanker dan komplikasinya.
Di Indonesia, SPBU Vivo menyalurkan BBM non subsidi dan hanya menjual BBM jenis umum. Ada tiga jenis BBM yang dijual SPBU Vivo antara lain Revvo 89, Revvo 92 dan Revvo 95.
Demikianlah informasi mengenai sosok pemilik SPBU Vivo, yang ternyata dimiliki oleh salah satu perusahaan perdagangan minyak terbesar di dunia.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait