DEPOK, iNewsDepok.id - Tepat di tanggal ini, Kamis (2/3/2023), tiga tahun lalu virus Corona terdeteksi di Indonesia setelah tiga orang dalam satu keluarga di Kota Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19. Mereka adalah Sita Tsayutami, pasien 01, Maria Darmaningsih pasien 02 (ibu Sita), dan Ratri Anindyajati pasien 03 (kakak Sita).
Temuan kasus infeksi Covid-19 pertama di Indonesia itu diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020).
Mereka diduga tertular virus SARS-COV-2 setelah berkontak langsung dengan warga negara (WN) Jepang saat tengah menyambangi Indonesia. "Minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana ternyata positif corona," kata Jokowi.
"Orang Jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," lanjutnya.
Mengutip wawancara dari MNC Portal Indonesia, Sita mengenang dirinya saat pertama kali mulai menjalani perawatan di rumah sakit Depok pada 27 Februari 2020, setelah merasakan sakit sejak 16 Februari 2020. Kemudian dirinya dikirim ke RSPI Sulianti Suroso, pada 1 Maret 2020, hingga kemudian dinyatakan positif pada 2 Maret 2020.
Setelah setahun keluar dari rumah sakit, Sita mengaku terjadi efek samping akibat penyakit Covid-19. Dia mengaku pada saat itu, nafasnya terengah-engah dan kondisi badan lemas.
"Selama sampai bulan Desember itu aku enggak ada kenapa-kenapa, normal saja kesehatanku. Nah, Januari 2021 ini mulai lemas dan sakit-sakitan lagi sampai berminggu-minggu," kata Sita, dalam rangkuman wawancara kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (2/3/2021).
Setelah diperiksakan di klinik alternatif akupuntur. Dokter akupuntur menyebut darah pasien Covid19 seperti Sita dan ibunya mengalami pengentalan.
"Memang darah aku mengental banyak dari orang-orang yang kena Covid dan jadi penggumpalan darah dan aku emang ada itu," kata Sita.
Dia mengaku, meski sakit yang diderita pada bulan Januari kala itu bukan Corona, dia mengaku penyakit yang saat ini diderita merupakan efek dari Corona sehingga tak dapat berbicara banyak, karena kesulitan bernafas.
"Terus kalau ngomong banyak kaya sekarang teleponan gitu. Aku juga ngos-ngosan jadi staminaku tidak kaya dulu lagi," jelasnya.
Sita Tsayutami beserta keluarga. Foto: dok MPI
Sita menyebut, meski terjadi perubahan fisik pada dirinya, namun sesuai keterangan dokter karena usia masih muda kondisinya akan membaik jika mengikuti pola hidup yang baik.
"Karena aku masih muda kalau aku jaga kesehatan pola hidup sehat olahraga teratur, lama-lama kembali normal tapi yah sampe sekarang belum," kenangnya saat itu.
Hal yang sama juga terjadi pada ibunya Maria Darmaningsih yang merupakan pasien Covid 02. Sita menyebut keadaan ibunya sama seperti dirinya. Terjadi pengentalan darah, sering lelah dan bahkan menjadi pelupa.
"Dengar Ampera atau Antasari (nama jalan di Jakarta) itu dia bisa lupa itu di mana? Ternyata menurut research kan memang ada beberapa dampak dari covid itu yaitu yang multy dimmer, pengentalan darah, penggumpalan darah, sama suka lupa gitu emang ada penelitiannya," tuturnya.
Beruntung Maria, yang merupakan ibunda dari Sita, memiliki gaya hidup yang sehat dan tidak memiliki penyakit bawaan. Lain halnya kondisi kesehatan yang dialami oleh pasien Covid 03 Ratri, Sita menyebut kakaknya lebih baik dari dirinya dan ibunya.
"Karena memang kakakku waktu kena covid itu bukan OTG tapi gejala ringan banget suhu tubuh 37 setengah dan enggak ada apa-apanya dibandingin aku," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
