Uniknya, tempat makan ini berlokasi di tempat yang jauh dari jalan raya dan kerumunan warga.
Kampung Emak juga berkonsep outdoor, duduk di bawah meja beserta payung dan memiliki tempat untuk lesehan.
Berada di bawah banyaknya pepohonan yang asri, para pengunjung bisa langsung merasakan hawa hutan yang sejuk, begitu memasuki batas gapura.
Berada di kawasan pepohonan yang sangat lebat, membuat para pengendara motor atau mobil yang lewat, serasa sedang melewati lorong dalam perjalanan di hutan.
Sang Nenek mengaku memilih tempat ini karena alami dengan kesejukan akan rindangnya pohon. Suasana ini pun membuat para pengunjung nyaman hingga sampai ketiduran.
"Berasa alaminya dan juga sejuk, beda dengan di tempat lain yang panas. Dari batas masuk depan ke sini, hawanya udah beda, sejuk. Keluar dari pepohonan kesananya lagi, pasti udah panas. Saking sejuknya, orang-orang sampe ketiduran, nikmat sampe ngantuk," ujar si Nenek tertawa.
Kampung Emak ini pun hanya diketahui oleh warga sekitar yang sering melewati jalan atau kawasan tersebut. Belum diketahui orang banyak karena berada jauh dari jalan raya atau tempat ramai.
Makanan rekomendasi di Kampung Emak adalah nasi timbal dibungkus, komplit dengan tahu, tempe, ayam goreng, sayur asem, dan ikan asin. Seharga 30 ribu rupiah untuk satu boksnya.
Bagi yang ingin mengadakan acara di Kampung Emak seperti ulangtahun ataupun arisan keluarga dengan kapasitas 30 orang, bisa mem-booking-nya terlebih dahulu.
Walau sudah menginjak usia 80 tahun, sang Nenek merasa dirinya selalu sehat bugar dan memiliki semangat yang tinggi menjalankan usaha makanannya. Ia ingin menikmati masa tuanya dengan menjalankan bisnis makanan yang dimulai dari hobi memasaknya ini.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait