Untuk Menekan Stunting, Kemenkes Lakukan 3 Langkah Intervensi Berikut Ini

Kartika
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Sindonews

JAKARTA, iNewsDepok.id - Angka stunting di Indonesia saat ini sekitar 24 persen. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berusaha untuk menurunkan angka stunting tersebut menjadi 14 persen di tahun 2024.

Oleh karena itu, Kemenkes telah menyiapkan 3 langkah intervensi untuk menanggulangi masalah stunting di Tanah Air.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ketiga intervensi tersebut akan dimulai pada wanita sebelum kehamilan, yakni sejak usia di atas kelas 7 hingga wanita mengandung atau hamil.

"Kita sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus kita lakukan untuk bisa menurunkan stunting, fokus diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan," ujar Menkes Budi dalam Sehat Negeriku, Jumat (12/8/2022), seperti dikutip dari Sindonews.com.

Lebih lanjut menurut Menkes, intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 ke atas, dan juga pada saat ibunya hamil. Menurutnya, adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting.  

Lantas langkah intervensi apa yang dilakukan Kemenkes? Berikut penjelasannya:

Langkah pertama, pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri. Kegiatan dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

"Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi, jadi harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah," ujar Menkes Budi.

Langkah kedua, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Menurut Menkes, gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Programnya adalah diberi makan yang cukup dan untuk melaksanakan program ini maka dibutuhkan bantuan Pemda.

“Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan, untuk melihat perkembangan janinnya cukup atau tidak. kalau tidak kita bisa segera lakukan intervensi," ungkap Menkes Budi.
Langkah ketiga, pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Menkes mengungkapkan protein hewani ini tidak perlu yang mahal, bisa didapatkan di sekitar.

Guna memastikan intervensi berjalan optimal, untuk remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter. Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

"Pemerintah pusat sudah membeli 10 ribu HB meter mobile untuk seluruh puskesmas, yang bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengikuti apakah udah cukup zat besinya. Kalau belum berarti setiap hari harus minum TTD," tutup Menkes.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network