"Tanpa mendahului penjelasan dokter forensik, karena dokter forensik meminta izin 2-4 minggu baru bisa beri keterangan yang akurat, tapi dari pihak kita dalam waktu singkat sudah ada semacam gambaran umum mengenai visum et repertun atau apa yang mereka lihat ketika autopsi," kata Kamaruddin seperti dikutip Sabtu (30/7/2022).
Ia menjelaskan, kedua ahli itu melaporkan bahwa ketika kepala jenazah Brigadir J dibuka, otaknya sudah tidak ada.
"Setelah diraba-raba kepalanya itu, ada semacam penempelan lem. Jadi, bagian kepala belakang dilem. setelah diraba-raba rambutnya dan lemnya dibuka, ternyata di situ ada lubang. Setelah disondek (disodok dengan alat tertentu berbentuk panjang, red), lobang itu ke arah mata mentok, ke arah hidung tembus. Diduga almarhum ditembak dari belakang kepala sehingga jebol sampai ke hidung," katanya.
Ia juga menjelaskan kalau alur tembakan dari lubang di belakang kepala hingga ke lubang hidung berbentuk datar.
"Sebelumnya kita katakan seperti ada sayatan dan jahitan di hidung. Menurut pengamatan dokter dari kita, itu diduga lobang peluru yang ditembak dari belakang," imbuh Kamaruddin.
Kedua dokter itu juga melaporkan kalau ditemukan enam retakan dalam tengkorak kepala Brigadir J yang diduga akibat tembakan dari belakang kepala itu, tetapi bisa juga diakibatkan oleh sebab yang lain.
"Kemudian ketika dibuka perutnya dari dada sampai ke bawah, ditemukanlah di sana otaknya. Jadi, otaknya itu rupanya dipindah ke bagian perut," lanjut Kamaruddin.
Kedua dokter itu juga melaporkan kalau ditemukan lubang dari leher tembus ke bibir, karena ketika lubang di leher itu disondek, tembus ke bibir.
"Itu tembakan kedua," jelas Kamaruddin.
Editor : Rohman
Artikel Terkait