DEPOK, iNewsDepok.id - Pada Februari 2022 lalu, kepada NU Online pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengenang saat dirinya diundang ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
"Saya bangga akan institusi Tebuireng yang sangat hebat, bisa menyambut Hotman dengan kata-kata selamat datang,” katanya.
Dari pengalaman itu, juga dari kenangannya tentang mantan pimpinan Tebuireng, almarhum Kiai Haji Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, Hotman mendapat kesan positif tentang Islam.
“Saya semakin yakin ajaran agama Islam bukanlah agama yang keras semenjak saya berkunjung ke Tebuireng, bertemu Gus Sholah. Yang saya rasakan adalah keramah-tamahan, kesejukan, dan sikap bersahabat,” katanya.
Ada yang menarik dari pernyataan Hotman itu, yakni "agama Islam bukanlah agama yang keras". Pernyataan itu menarik, karena umat Islam di Indonesia pasti tahu dan sadar bagaimana saat ini agamanya distigmatisasi. Ya, Islam distigma sebagai agama radikal dan intoleran. Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda pada tahun 2019 lalu bahkan dilaporkan ke polisi karena dalam video yang di-posting di Instagram, dia mengatakan bahwa teroris punya agama, dan agamanya Islam.
Salahkah orang yang melakukan stigmasasi seperti itu?
Editor : Rohman
Artikel Terkait