Menurut Nisan Setiadi, dalam sejarah melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan, Kalangan Kyai dan Santri adalah garda terdepan yang mengobarkan semangat Hubbul Wathan Minal Iman. Dengan semangat Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman, resolusi jihad dikobarkan.
Peran para santri di era milenial, tutur Nisan Setiadi, tak kalah besarnya dibandingkan di era mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Nisan Setiadi menjelaskan paham intoleran, radikalisme dan terorisme terus meningkat melalui narasi propaganda, provokasi dan hasutan bernada intoleran, segregasi dan nilai yang bertentangan dengan semangat kebangsaan. Narasi tersebut membenturkan nilai agama dengan nilai-nilai kebangsaan untuk mempengaruhi generasi muda.
"Makanya kalangan santri harus mempunyai kecakapan digital sebagai senjata dalam melawan narasi-narasi keagamaan yang kerap dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini," tegas Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT.
Pelatihan tidak sekadar pelatihan. Para santri telah membuat website dan media sosial bernama Santri Keren Indonesia. Secara operasional website dan medsos Santri Keren Indonesia akan terus bersinergi dan didukung oleh BNPT dalam memproduksi konten.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait