DEPOK, iNewsDepok.id - Ustaz Hilmi Firdausi meminta para politisi yang akan bersaing di kontestasi Pilpres 2024 agar bersaing secara sehat dan tidak menggunakan buzzer, apalagi memakai demo bayaran.
Hal itu disampaikan menyusul terungkapnya aksi rekayasa untuk menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (6/6/2022).
Aksi itu dilakukan sekelompok massa yang menamakan diri sebagai FPI Reborn, yang kemudian diketahui merupakan FPI palsu.
"Dear politisi, untuk mengambil simpati rakyat, mohon bersaing secara sehat. Tunjukkan prestasi. Jangan gunakan buzzer untuk tebar fitnah sana-sini untuk menjatuhkan lawan, apalagi pakai demo bayaran," kata Ustaz Hilmi melalui akun Twitter-nya, @Hilmi28, Selasa (7/6/2022).
Ia mengingatkan kalau kebanyakan rakyat sudah cerdas, tak bisa lagi dibohongi.
"Selamat berkompetisi sehat menuju 2024," pungkasnya.
Foto: tangkapan layar
Seperti diketahui, dalam aksinya, FPI Rebon menyataka dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju sebagai Capres di 2024. Oleh sejumlah pegiat media sosial yang selama ini dicap sebagai buzzer, seperti Eko Kuntadhi, Denny Siregar dan Muhammad Guntur Romli, aksi ini digunakan untuk menyerang Anies Baswedan karena di mata mereka, FPI yang dibubarkan pemerintah pada awal Januari 2021 merupakan organisasi terlarang.
Aksi ini membuat FPI yang asli dengan kepanjangan Front Persaudaraan Islam, meradang, karena pihaknya tidak sedang melakukan kegiatan apapun dan juga belum menentukan sikap terkait pencapresan untuk 2024. Melalui pernyataan resminya, FPI menyebut kalau FPI Reborn melupakan FPI palsu.
Kemudian, melalui video yang diunggah @DPP-LIP, Senin (6/6/2022) malam, koordinator FPI Reborn, KH Khoerul Anam, mengaku ditelepon Bapak Edy untuk berdoa di Monas, tetapi sesampainya di situ, jamaah dan santrinya diberi bendera FPI.
"Saya merasa tertipu dan dibohongi dan diperalat oleh orang tersebut. Selesai acara tersebut jam 11:30, Bapak Edy memberikan para jamaah setiap orang Rp150.000," katanya.
Belum diketahui persis siapa Bapak Edy yang dimaksud KH Khoerul Anam, tetapi dari kuitansi pembayaran penyewaan mobil yang diduga digunakan untuk menjemput dan mengantar massa FPI Reborn dari Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ke Monas, tertulis nama Edy Dr Zein.
Kuitansi yang dikeluarkan PT Mahadat Trans tersebut diposting pemilik akun @kambingtobat, Senin (6/6/2022) malam.
Editor : Rohman