JAKARTA, iNewsDepok.id - Pertemuan dua tokoh nasional, Rizal Ramli dan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Minggu lalu (17/4/2022), mendapat respon positif dari aktivis Tionghoa, Lieus Sungkharisma.
Menurut Lieus, pertemuan di kediaman Ketua DPD RI di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, itu, memberi harapan bagi tumbuhnya kembali semangat persatuan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.
“Pertemuan kedua tokoh nasional itu sangat positif bagi terbangunnya dialog antara para tokoh bangsa ini. Saya berharap pertemuan semacam ini bisa dilakukan oleh lebih banyak tokoh nasional lagi,” ujar Lieus melalui siaran tertulis, Selasa (19/4/2022).
Untuk diketahui, dalam pertemuan tersebut Rizal Ramli dan LaNyalla membahas sejumlah isu aktual terkait situasi kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Rizal Ramli secara khusus juga mengucapkan terima kasih kepada LaNyalla yang dengan kerelaan hati telah berkoordinasi dengan Kapolri dan Panglima TNI demi menjamin keselamatan mahasiswa saat aksi damai pada 11 April 2022 lalu.
Rizal dan LaNyalla juga membahas masalah presidential threshold (PT) yang sampai hari ini tetap 20%, padahal rakyat sudah berkali-kali menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi.
Lieus sependapat dengan Rizal bahwa yang terjadi saat ini adalah sistem presidensil yang dibuat sedemikian rupa melalui politik dagang sapi dengan bagi-bagi kursi, jabatan, illegal immunity dan lain-lain.
“Politik dagang sapi inilah yang membuat mental kebangsaan kita semakin hari semakin menjadi rusak,” ujar Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini.
Menurut Lieus, salah satu solusi untuk memperbaiki moral kebangsaan yang terlanjur rusak itu adalah dengan kembali ke UUD 1945 yang asli.
“Kita tidak bisa terus menerus membiarkan kondisi kebangsaan dan kenegaraan ini digadaikan pada kepentingan oligarki. Kekuasaan yang tunduk pada pemilik modal. Ini tidak benar. Kita harus kembali ke UUD 1945,” tegas Lieus.
Karena itu, ujar Lieus, semua elemen masyarakat harus bersama-sama mengawal perjalanan bangsa ini. Apalagi jika kita tidak ingin Indonesia bernasib seperi Srilanka atau sejumlah negara lain yang bangkrut karena pemerintahnya terlilit utang.
“Maka, kita harus terus mengajak para tokoh nasional yang masih peduli pada bangsa dan negara ini, seperti Pak Rizal Ramli dan Pak LaNyalla Mattalitti, untuk terus mengingatkan pemerintah agar stop utang untuk alasan pembangunan dan menghentikan cara-cara represif demi untuk mempertahankan kekuasaannya,” kata Lieus.
Editor : Rohman