Memahami Kedalaman Spiritual Bali dalam Eksotisme Perhiasan Tulola Karya Perajin Taro
JAKARTA, iNews Depok.id - Bali dikenal dengan kedalaman spiritualitasnya yang juga terpancar dalam koleksi perhiasan Tulola karya perajin Taro.
Tulola merek perhiasan mewah asal Indonesia yang didirikan desainer Sri Luce Rusna, dan dikelola bersama artis Happy Salma.
Pembuatan perhiasan bekerja sama dengan perajin Desa Wisata Taro Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Bali. Desa Taro merupakan desa binaan Bakti BCA.
Perhiasan dipamerkan dalam acara Reflection of Lights tanggal 28-29 November 2025 di The Dharmawangsa Hotel Jakarta.
Tulola dan para perajin Taro menghadirkan koleksi bros yang terkandung spiritualitas tradisi Bali.
Setiap perhiasan memancarkan Patra Bali (keindahan & keselarasan), Mandala (keseimbangan & harmoni), Sampian (keikhlasan & ketulusan), Karang Daun (keterhubungan manusia & alam), dan Lembu (kemakmuran & kesejahteraan Desa Taro).
Perayaan ini juga memperkenalkan koleksi kolaborasi terbaru Tulola bersama aktor Reza Rahadian, berjudul Reza Dalam Dua Dasarasa.
Happy Salma selaku Founder & Creative Conceptor Tulola mengungkapkan Reflections of Light bagi adalah sebuah perayaan kreativitas sebagai cerminan jejak budaya, kolaborasi, dan manusia-manusia yang menghidupkan seni.
"Kami merayakan cahaya yang lahir dari ketekunan, kesabaran, dan dedikasi," kata Happy Salma.
Sri Luce-Rusna selaku Founder & Creative Designer Tulola, mengungkapkan motif dalam koleksi ini digali dari Pustaka Tulola, sebuah arsip desain yang memadukan bentuk vintage dengan simbolisme yang merefleksikan kedalaman rasa dan perjalanan batin.
"Setiap potongan dirancang sebagai medium refleksi: tentang cahaya, tentang bayangan, dan tentang keseimbangan dua dasarasa— kekuatan yang membentuk perjalanan kreatif seseorang," kata Sri Luce-Rusna.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui inisiatif sosial Bakti BCA menjalin kolaborasi dengan Tulola Jewelry serta dua maestro perajin perak dari Desa Wisata Taro, Bali: I Made Suama dan I Made Arsanata.
Kedua seniman ini telah lama berkarya dalam dunia perhiasan, termasuk pembuatan pratima (benda suci), yang mencerminkan kedalaman nilai estetika dan spiritual Bali.
“Kami di BCA merasa terhormat untuk dapat berkolaborasi kembali dengan TULOLA untuk menghadirkan karya yang melampaui sekadar estetika, namun juga memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat," kata Hera F. Haryn selaku EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA.
Editor : M Mahfud