Dengan 212 Juta Pengguna Internet, Indonesia Hadapi Ketahanan Data Center
Seiring munculnya teknologi seperti AI dan machine learning, kepadatan rak (rack density) melonjak hingga 200kW per rak. Ini memaksa infrastruktur daya dan jaringan untuk berevolusi secara drastis.
Prysmian memimpin perubahan ini dengan inovasi. Kabel serat optik canggih, seperti OM5, yang mendukung transmisi bandwidth ultra-tinggi, memastikan data center saat ini siap untuk kebutuhan di masa mendatang.
Secara strategis, Prysmian melihat peran Indonesia sebagai hub regional yang vital. Prioritas ketahanan menjadi semakin penting seiring peran Indonesia dalam rantai pasok global.
"Kami membawa puluhan tahun pengalaman dari hyperscaler global, sistem subsea, hingga pembangunan enterprise," ungkap Josh Soo, memastikan Indonesia mendapatkan standar ketahanan kelas dunia yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
Bagi operator lokal, kunci untuk tetap kompetitif melawan global hyperscaler adalah mengutamakan ketahanan dan kecepatan masuk pasar (time-to-market). Prysmian mendukung hal ini melalui solusi kabel modular dan prefabrikasi yang sejalan dengan standar keandalan hyperscaler.
Di sisi keberlanjutan, Prysmian menempatkannya sebagai pilar utama, sejalan dengan visi global menuju masa depan digital yang lebih hijau.
"Keberlanjutan kini menjadi pilar utama dalam pembangunan data center modern," kata Josh Soo.
"Dengan target karbon netral dalam waktu dekat, Prysmian memimpin dengan menghadirkan solusi bersertifikasi hijau yang menggunakan material daur ulang, meminimalkan dampak lingkungan, serta memastikan tanpa limbah," serunya.
Editor : M Mahfud