Dengan 212 Juta Pengguna Internet, Indonesia Hadapi Ketahanan Data Center
JAKARTA, iNews Depok.id - Di tengah pesatnya laju ekonomi digital, Indonesia dengan lebih dari 212 juta pengguna internet, menghadapi tantangan krusial. Bagaimana memastikan ketahanan (resiliensi) data center di tengah tantangan geografis dan kebutuhan teknologi masa depan seperti AI dan IoT?
Sebagai penyedia solusi kabel dan energi terdepan di dunia, Prysmian menegaskan perannya dalam memperkuat fondasi digital Indonesia melalui infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan.
Menurut Josh Soo, Data Center Manager Digital Solutions Prysmian, isu ketahanan data center kini menjadi sangat vital.
"Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet serta meningkatnya permintaan terhadap cloud, AI, dan IoT, downtime bukan lagi sebuah pilihan," ujar Josh Soo dikutip iNews Depok, Selasa, 30 September 2025.
Ia menambahkan, ketahanan adalah kunci untuk memastikan data center mampu menghadapi ketidakstabilan daya, tantangan konektivitas, dan risiko alam yang khas dari lanskap kepulauan Indonesia.
"Prysmian hadirkan pondasi utama berupa kabel daya berperforma tinggi dan serat optik. Solusi kami memastikan kelancaran aliran energi dan data, sekaligus meminimalkan risiko dan keterlambatan," jelas Josh Soo.
Sebagai penyedia global solusi kabel bawah laut (subsea) dan fiber optik terestrial, Prysmian juga memainkan peran krusial dalam menghubungkan Indonesia ke jaringan global, terutama melalui subsea gateway di Batam dan Manado.
Seiring munculnya teknologi seperti AI dan machine learning, kepadatan rak (rack density) melonjak hingga 200kW per rak. Ini memaksa infrastruktur daya dan jaringan untuk berevolusi secara drastis.
Prysmian memimpin perubahan ini dengan inovasi. Kabel serat optik canggih, seperti OM5, yang mendukung transmisi bandwidth ultra-tinggi, memastikan data center saat ini siap untuk kebutuhan di masa mendatang.
Secara strategis, Prysmian melihat peran Indonesia sebagai hub regional yang vital. Prioritas ketahanan menjadi semakin penting seiring peran Indonesia dalam rantai pasok global.
"Kami membawa puluhan tahun pengalaman dari hyperscaler global, sistem subsea, hingga pembangunan enterprise," ungkap Josh Soo, memastikan Indonesia mendapatkan standar ketahanan kelas dunia yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
Bagi operator lokal, kunci untuk tetap kompetitif melawan global hyperscaler adalah mengutamakan ketahanan dan kecepatan masuk pasar (time-to-market). Prysmian mendukung hal ini melalui solusi kabel modular dan prefabrikasi yang sejalan dengan standar keandalan hyperscaler.
Di sisi keberlanjutan, Prysmian menempatkannya sebagai pilar utama, sejalan dengan visi global menuju masa depan digital yang lebih hijau.
"Keberlanjutan kini menjadi pilar utama dalam pembangunan data center modern," kata Josh Soo.
"Dengan target karbon netral dalam waktu dekat, Prysmian memimpin dengan menghadirkan solusi bersertifikasi hijau yang menggunakan material daur ulang, meminimalkan dampak lingkungan, serta memastikan tanpa limbah," serunya.
Editor : M Mahfud