Memperkuat Jalinan Emas: Kolaborasi ASEAN-Jepang di Tengah Ketidakpastian Global
Dalam dialog ke-17 antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) pada Selasa, 29 Juli 2025 di Kantor Pusat ASEAN Jakarta, Wakabayashi Koichi, Ketua FJCCIA dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Jepang di Vietnam (JCCIVN), menyuarakan kekhawatiran bahwa "Modal ditambah Pekerjaan" saja tidak cukup bagi ASEAN untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah. Sebaliknya, yang dibutuhkan adalah model yang mencakup "Teknologi dan Pengetahuan" sebagai komponen esensial untuk pembangunan berkelanjutan.
Perusahaan-perusahaan Jepang yang berinvestasi di ASEAN selama lebih dari lima dekade telah berkontribusi bukan hanya dalam hal modal, tetapi juga keahlian, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Mereka menawarkan dua jenis pengembangan yang saling melengkapi: pengembangan sumber daya manusia berkualitas tinggi serta dukungan industri, dan promosi industri berteknologi tinggi di kawasan ini.
FJCCIA: Suara Bisnis Jepang di ASEAN
FJCCIA, sebagai federasi kamar dagang Jepang terbesar di ASEAN dengan 7.304 perusahaan anggota per Juni 2025, memainkan peran instrumental dalam memperkuat dialog yang dinamis antara komunitas bisnis Jepang dan ASEAN.
Sejak 2008, FJCCIA secara konsisten mengadakan dialog tahunan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, menjadi mekanisme penting untuk mengumpulkan masukan dari perusahaan Jepang di seluruh Asia dan mengoordinasikan upaya untuk memahami pandangan mereka.
Dalam dialog terbaru, FJCCIA menyampaikan rekomendasi yang disusun berdasarkan empat pilar utama, selaras dengan “Rencana Strategis AEC (2026–2030)”:
Rantai Pasok yang Tangguh: Meminimalisir pembatasan perdagangan dan non-tarif, memperkuat langkah-langkah melawan perdagangan ilegal, meningkatkan proses logistik, serta mengembangkan konektivitas melalui standar harmonis dan logistik yang efisien.
Ekonomi Hijau dan Keberlanjutan: Mendorong ASEAN untuk menetapkan standar yang jelas, insentif, dan mekanisme penetapan harga karbon untuk mempercepat investasi hijau, serta memfasilitasi perdagangan energi terbarukan.
Editor : M Mahfud