get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Warganet Berbagi Pengalaman Makan di Dalam KCIC: Kalau Enggak Lapar Banget, Jangan Deh!

Dari Anak Yatim Piatu Penjual Boneka, Roman Abramovich Sukses Jadi Miliader

Kamis, 24 Maret 2022 | 09:23 WIB
header img
Roman Abramovich. Foto: okezone/Reuters

JAKARTA, iNews.id - Roman Arkadyevich Abramovich adalah seorang anak yatim piatu penjual boneka dari Rusia, yang sukses menjadi miliader.

Dulunya Abramovich hanyalah orang biasa, ditinggal ibunya Irina yang meninggal pada usia 28 tahun sebelum ulang tahun pertamanya. Delapan belas kemudian ayahnya Arkady meningal di usia 32 tahun.

BACA JUGA:

Titi DJ Akan Rilis Lagu To Lose, Hal Ini yang Menginspirasi

Selanjutnya, Abramovich dibesarkan oleh pamannya Leib dan bibinya Lyudmila. Abramovich dipanggil menjadi tentara pada usia 18 tahun.

Saat dewasa, Abramovich mendirikan perusahaan pembuat boneka di Moskow. Empat tahun setelah mendirikan perusahaan pembuat boneka pada tahun 1988 dengan istri pertama Olga, Abramovich mulai berdagang minyak tepat saat Uni Soviet runtuh.

Dalam kehidupan rumah tangga, Abramovich yang berusia 55 tahun menikah dan bercerai tiga kali dengan memiliki tujuh anak. Ia dikabarkan memiliki kekasih seorang mantan atlet top senam Rusia yang bersembunyi di Swiss.

BACA JUGA:

Fuji Menangis Bisa Wujudkan Impian Vanessa Angel Berangkatkan Umrah Asisten

Saat ini kekayaan Roman Abramovich yang mencapai£10 miliar atau sekitar Rp188 triliun, yang membuatnya dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Seiring pecah perang Rusia vs Ukraina, Abramovich menjadi pesakitan terkena sanksi dari pemerintah Inggris. Aset kekayaannya mulai dari kepemilikan klub Chelsea hingga kapal pesiar diburu Uni Eropa untuk disita sebagai imbas dari arogansi Vladimir Putin menginvasi Ukraina.

Portofolio propertinya di London termasuk sebuah rumah mewah dengan 15 kamar tidur £ 170 juta di Kensington juga dibekukan karena dugaan hubungan dengan tiran Rusia Vladimir Putin.

Dengan kemungkinan asetnya disita, Abramovich saat ini mencoba menjual juara bertahan Eropa Chelsea seharga £3 miliar.

Jejak bisnis yang membuatnya menjadi miliarder membawanya berhubungan dengan orang-orang yang nantinya akan menjadi pendukung utama Putin.

BACA JUGA:

Seperti Ini Momen Keseruan Persahabatan Febby Rastanty dan Yuki Kato

Mereka termasuk Boris Berezovsky dan juga Arkady "Badri" Patarkatsishvili, yang keduanya berselisih dengan presiden Rusia dan mati dalam keadaan yang mengenaskan.

Pengacara telah mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa Berezovsky "setuju dia akan menggunakan pengaruh pribadi dan politiknya" untuk membantu Abramovich mencapai "langkah legislatif yang diperlukan" untuk menciptakan raksasa minyak dan gas Sibneft, yang kemudian dijual ke Gazprom milik negara. Abramovich mengantongi sekitar £1,8 miliar untuk bagiannya.

 

Pada musim panas 1999 dia membantu Putin, yang telah bangkit dari mantan pria KGB yang kurang dikenal menjadi perdana menteri Rusia di bawah presiden Boris Yeltsin.

Salah satu saksi mata mengungkapkan, Abramovich ada di sana di latar belakang "mewawancarai" calon potensial untuk kabinet pertama Putin.

Alexei Venediktov, dari Radio Ekho Moskow, mengenang: ''Saya berbicara dengan beberapa kandidat yang saya kenal dan saya bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan di sana.'' "Dan mereka berkata, 'Kami sedang melakukan wawancara'. Saya kemudian bertanya kepada mereka dengan siapa mereka akan diwawancarai dan mereka mengatakan BACA JUGA:

bahwa, selain orang lain, mereka juga melakukan wawancara dengan Roman Abramovich."

BACA  JUGA:

Gilang Widya Juragan 99 Tidak Punya Jet Pribadi, Simak Pengakuannya

Abramovich kemudian akan mengabaikan wawancara itu sebagai "percakapan ramah". Pada akhir tahun itu, Yeltsin yang sakit-sakitan berhenti sebagai presiden dan digantikan oleh Putin, yang mendirikan partai politik Unity.

Penulis biografi Dominic Midgley mengatakan Abramovich adalah mesin uang di partai baru. Dia terpilih sebagai gubernur wilayah Chukotka pada tahun 2000. Baik Patarkatsishvili dan Berezovsky juga mendukung Putin untuk menjadi presiden pada Desember 1999.

Sementara orang-orang itu secara terbuka menentang pemimpin Rusia di tahun-tahun berikutnya, Abramovich tidak pernah mengkritik orang yang pasukannya telah melakukan kejahatan perang di Georgia, Suriah, Chechnya, dan sekarang Ukraina.

Berezovsky melarikan diri ke Inggris pada tahun 2000 dan dituduh melakukan penggelapan di Rusia.

Dia meluncurkan gugatan yang gagal terhadap Abramovich, mengklaim dia telah menggunakan "pemerasan" untuk mendapatkan bagiannya di Sibneft.

Hakim memihak pemilik Chelsea, menemukan bahwa Berezovsky adalah saksi yang tidak dapat diandalkan. Berezovsky ditemukan gantung diri di rumahnya di Berkshire pada tahun 2013.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut