get app
inews
Aa Text
Read Next : Pabrik Peralatan Penanggulangan Tumpahan Minyak Dukung Kelestarian Lingkungan Maritim

Pabrik Baru Proline Pacu Kemandirian Alkes, Produksi Meningkat 4 Kali Lipat dan Sasar Global

Jum'at, 25 April 2025 | 22:26 WIB
header img
Ki-ka:Founder&Komisaris Utama Proline-Andi Widjaja, Direktur Jenderal Kefarmasian&Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI-dr. Lucia Rizka Andalusia, Direktur Proline-Cristina Sandjaja, dan CEO DiaSys Diagnostic Systems GmbH-dr. Günther Gorka. Foto: Novi

CIKARANG, iNews.id – Sebuah tonggak penting dalam upaya mewujudkan kemandirian alat kesehatan (alkes) nasional kembali terukir. PT Prodia Diagnostic Line (Proline), entitas di bawah bendera Prodia Group, meresmikan fasilitas produksi terbarunya di jantung Kawasan Industri Jababeka III, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Jumat, 25 April 2025.

Acara peresmian ini bukan sekadar seremonial, melainkan penanda babak baru bagi Proline dalam merespons kemajuan teknologi dan dinamika kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Direktur Jenderal Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Lucia Rizka Andalusia, hadir dan memberikan apresiasi atas langkah strategis Proline ini.

Lucia mengenang pertemuan awal dengan Founder & Komisaris Utama Proline, Bapak Andi Widjaja, yang diinisiasi oleh Direktur PT Prodia Utama, Endang W. Hoyaranda.

Lebih jauh, Lucia juga menyinggung kolaborasi sebelumnya dalam pembukaan fasilitas stemcell, sebuah bukti komitmen Prodia Group terhadap inovasi di bidang kesehatan.

"Hari ini, kita menyaksikan bersama peresmian fasilitas baru Proline," ujar Lucia dengan antusias. "Peran Proline dalam mendukung sistem transformasi kesehatan di Indonesia ini sangat besar," seru Lucia.

Lucia menekankan agenda besar Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang angka harapan hidup. "Sebuah contoh nyata adalah Bapak Andi Widjaja sendiri, yang di usia 89 tahun, jauh melampaui rata-rata harapan hidup bangsa (74 tahun) dan masih terus berkarya," ujar Lucia.

Lebih lanjut, Lucia memaparkan tiga tugas utama Kementerian Kesehatan dalam ClickBin yang diamanatkan oleh Bapak Presiden: penanggulangan tuberkulosis, screening kesehatan, dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Ketiga agenda ini, menurut Lucia, sangat membutuhkan dukungan ketersediaan perbekalan kesehatan, terutama alat kesehatan in vitro diagnostic (IVD).


Bapak Andi Widjaja, Founder & Komisaris Utama Proline di usia 89 tahun, jauh melampaui rata-rata harapan hidup bangsa (74 tahun) dan masih terus berkarya. Foto: Novi

 

Program screening kesehatan gratis (PKG) menjadi sorotan utama. "Dalam pelaksanaan PKG ini, kita membutuhkan sangat banyak alat-alat kesehatan terutama untuk IVD, dan tentunya kita mengharapkan ini dapat disuplai 100% oleh produk Indonesia," tegas Lucia. Alasan di baliknya sangat jelas, yaitu mewujudkan pilar ketiga transformasi kesehatan: resiliensi terhadap pembekalan kesehatan, farmasi, dan alat kesehatan. Kemampuan untuk memasok kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada impor adalah kunci ketahanan.

Ketersediaan yang cepat dan pemerataan di seluruh Indonesia, termasuk 10.000 puskesmas dan 80.000 desa yang akan segera memiliki klinik dan apotek desa, menjadi prioritas. Dengan tantangan geografis yang ada, produk dalam negeri diharapkan dapat menjaga rantai pasokan dengan baik, menghindari kekurangan dan keterlambatan, serta menjamin kualitas.

Lucia juga menyoroti pentingnya affordability atau keterjangkauan harga. Dengan semakin besarnya fasilitas produksi Proline, diharapkan biaya produksi dapat menurun dan harga menjadi lebih terjangkau, sehingga upaya menyehatkan 280 juta penduduk Indonesia tidak membebani APBN secara berlebihan.

Di tengah ketidakstabilan politik dan perdagangan global, ketahanan produksi dalam negeri menjadi semakin krusial. Lucia berharap Indonesia tidak hanya tangguh di dalam negeri, tetapi juga di tingkat regional, bahkan Asia Tenggara, menjadi pusat produksi alat kesehatan.

Lucia juga mengapresiasi ekosistem yang dibangun oleh Prodia Group, dimana riset menjadi inti dari setiap pengembangan bisnis. Keterlibatan akademisi, seperti dari PDS Patologi Klinik dan Universitas Padjadjaran (UNPAD), dalam pengembangan produk Proline menunjukkan komitmen terhadap inovasi berbasis riset.

Dukungan terhadap riset juga datang dari berbagai pihak, termasuk direktur rumah sakit vertikal, yang menyadari bahwa riset adalah kunci kemajuan sebuah industri.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut