Tren #KaburAjaDulu: Keresahan Kawula Muda Atau Pemerintah Yang Tidak Peka?

Salah satu contoh kasus adalah, seorang Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Dodi Ramdani, yang memilih mengundurkan diri dari jabatannya seorang kepala desa (Kades), demi bisa bekerja di Jepang.
Dodi mengaku, keputusannya ingin bekerja di Jepang karena faktor usia, dan lapangan kerja di negeri sakura itu lebih luas.
"Tahun 2007 itu saya pernah bekerja di Yamaha selama empat tahun, namun dengan keadaan posisi masih tetap kontrak sehingga saya memutuskan untuk ke Jepang pada waktu itu ada seleksi Alhamdulillaah lolos," kata Dodi kepada wartawan," Minggu (16/2/2025).
"Pada 2012 pulang, saya datang ke Indonesia Alhamdulillah apa yang menjadi tujuan saya punya mobil, sawah bisa tercapai, pada waktu itu saya punya mobil kolbak (bak terbuka-red) dihibahkan untuk masyarakat," imbuhnya.
Dodi hanya secuplik kisah para pencari kerja, yang lebih memilih mencari cuan di negeri orang.
Kegamangan kawula muda akan sulitnya mencari lapangan kerja ditanggapi beragam oleh para pemangku kebijakan, yaitu pemerintah.
Respons unik datang dari Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, yang menyebut perlu adanya perbaikan pendidikan dan doktrin ideologi masyarakat Indonesia, menyikapi tren #KaburAjaDulu yang belakangan jadi perbincangan hangat.
Editor : M Mahfud