"Namun, kebijakan ini tidak boleh hanya berfokus pada aspek harga, melainkan juga pada kualitas pelayanan. Semua operator harus memastikan bahwa lonjakan penumpang tidak menurunkan standar pelayanan dan keselamatan," jelasnya.
“Termasuk bagaimana pemerintah melakukan pengawasan agar penurunan harga tiket pesawat tidak berdampak pada kualitas pelayanan dan kenyamanan serta keselamatan masyarakat yang menggunakan transportasi udara,” sambung Puan.
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) memprediksi, jumlah pergerakan penumpang pesawat di 37 bandara InJourney Airports secara kumulatif akan mencapai 9,27 juta orang, pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Jumlah itu naik sekitar enam persen dibandingkan dengan angkutan Natal dan Tahun Baru 2023/2024, yang berada di angka 8,71 juta orang penumpang.
Di sisi lain, puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 21 Desember 2024 jelang Hari Raya Natal, dan pada 28 Desember untuk momen pergantian tahun. Sementara puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada 29 Desember 2024 dan 1 Januari 2025.
Puan pun mengimbau agar semua instansi terkait dapat bersinergi demi memastikan kelancaran transportasi masyarakat selama masa libur akhir tahun ini.
“Bukan hanya di bandara saja, tapi semua moda transportasi seperti angkutan darat, kereta api, dan moda laut harus bisa memberikan pelayanan terbaik,” ujar Puan.
Editor : Mahfud