KEBUMEN, iNewsDepok.id - Pohon pisang umumnya hanya dimanfaatkan buah dan daunnya saja. Namun ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) di Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, mampu mengolah batang pohon pisang atau gedebok pisang menjadi camilan yang bercitarasa gurih.
Gedebok pisang yang biasanya dibuang begitu saja dan dianggap tidak berguna, disulap oleh Sri Wahyuni dan rekan-rekannya yang tergabung dalam KWT Sri Tanjung, menjadi olahan keripik yang gurih untuk disantap.
"Awal kami mencoba banyak masyarakat yang merasa aneh, karena bahan makanan dari gedebok pisang yang selama ini diketahui tidak berguna. Namun, setelah kami coba untuk membuat keripik, respon masyarakat menyambut baik," kata Ketua KWT Sri Tanjung, Sri Wahyuni kepada iNews Depok, Kamis (8/8/2024).
Banyaknya tanaman pisang dan limbah gedebok tersebut mendorong Sri Wahyuni beserta rekan-rekannya di Desa Tanjungsari untuk mengolahnya.
Bicara rasa, keripik batang pohon pisang ini tergolong gurih dan renyah, layaknya makanan ringan pada umumnya.
Bermodalkan materi yang ia dapatkan saat mengikuti seminar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Sri mencoba mengembangkan usaha keripik dari batang pohon pisang.
"Usaha ini sudah berjalan satu tahun lebih. Awalnya dari Dinas Pertanian di Kebumen ada seminar tentang praktik pengolahan gedebok pisang pada 2021, lalu saya bersama kelompok wanita tani mencoba membuatnya," kata Sri Wahyuni.
Ide bisnis keripik gedebok pisang ini juga terbilang masih minim pesaing di daerahnya, karena keripik batang pisang tersebut masih jarang dijumpai. Hingga akhirnya, ia bersama 20 ibu-ibu lainnya mencoba membuka usaha ini.
Bersama rekan-rekannya, Sri menjadikan rumah pribadinya sekaligus rumah produksi keripik batang pohon pisang yang berada di sebelah utara Pasar Gamblok, Desa Tanjungsari, Petanahan, Kebumen.
Batang pohon atau gedebok pisang sendiri adalah batang yang terdiri dari pelepah pisang yang berlapis menjulang dari bawah bongkol pohon pisang hingga keatas. Sri menjelaskan, batang pisang yang digunakan adalah batang bagian dalam.
Sri menambahkan, tidak semua batang pohon pisang bisa digunakan untuk bahan pembuatan keripik gedebok pisang.
"Pisang kepok, raja lumut, klutuk. Kalau pisang ambon enggak bisa dibuat. Kita ambil bagian dalam dari gedebok karena tidak semua gedebok bisa diolah, hanya bagian dalamnya saja," kata Sri.
Bersama ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) Sri Tanjung, Sri Wahyuni memproduksi keripik gedebok pisang. Foto: iNews/Tama
Selanjutnya, gedebok pisang diolah dari lapisan dalam bagian batang yang berongga dengan cara dipotong tipis-tipis dengan ukuran tertentu yang tidak tebal.
"Yang sulit itu membuat irisan batang yang dibuat setipis mungkin. Kemudian direndam air afu atau air yang sudah dicampur dengan kapur sirih dan garam halus secukupnya. Setelah itu, dibiarkan beberapa waktu rendaman batang pohon pisang tersebut," ujarnya.
Setelah direndam, batang pohon pisang yang sudah diiris lalu digoreng dengan tepung yang sudah disiapkan. Hingga keripik tersebut akhirnya siap dikemas dan dipasarkan.
Saat ini, Sri menjual keripik batang pisang tersebut melalui perorangan dan beberapa pameran. Sri mengaku, pelanggannya juga ada yang dari Bogor, Bekasi hingga Jakarta
"Kami kan jualnya saat ikut pameran atau bazar. Dan sering diborong atau dipesan warga. Selain itu dijual melalui beberapa unggahan di status WhatsApp," ujarnya.
Keripik gedebok pisang yang siap dikemas. Foto: iNews/Tama
Sri mengaku, usahanya sudah terdaftar melalui sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk produk camilan keripik batang pohon pisang tersebut. Namun demikian, Sri dan rekan-rekannya masih terkendala untuk berjualan melalui sejumlah tempat penjualan daring atau marketplace.
"Saat ini penjualan masih terbatas, belum coba untuk jualan online. Karena banyak teman-teman banyak belum paham untuk penjualan online," pungkasnya.
Editor : Mahfud