get app
inews
Aa Text
Read Next : Makna dan Pelajaran Penting Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW

Amalan-amalan Yang Dapat Dikerjakan di Momen Isra Mikraj

Sabtu, 26 Februari 2022 | 16:39 WIB
header img
Seorang bapak membaca Al Qur'an dengan ditemani anaknya. Dok: Sindonews

DEPOK, iNews.id - Bagi umat Islam, peristiwa Isra Mikraj merupakan peristiwa monumental yang patut untuk diperingati setiap tahun di bulan Rajab, bulan di mana peristiwa itu terjadi. Tepatnya pada 27 Rajab tahun ke-10 kenabian atau antara tahun 620-621 Masehi. 

Isra Mikraj merupakan peristiwa fantastis, karena perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqso di Yerusalem (Isra), dan kemudian ke Sidratul Muntaha, hanya dilakukan dalam semalam dan dengan menggunakan kendaraan berupa hewan yang disebut Buraq.

Kisah tentang Ira Mikraj ini tertulis dalam Kitab Hadis Sahih milik Imam Muslim Bab Isra' Rasulullah ke langit, hadits nomor 234:

"...dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah didatangi Burak, yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai, tetapi lebih kecil dari bighal. 

Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut burak tersebut mencapai ujungnya." Dia bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitulmaqdis." Dia bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan salat sebanyak dua rakaat. 

Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'. 

Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Ditanyakan lagi, 'Siapa yang bersamamu?' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutus? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutus'. 

Maka, dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan. Lalu, aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril lalu minta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf alaihi salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Allah berfirman: '(...dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi derajatnya) '. Aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. 

Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawabnya, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. 

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihi salam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitulmakmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. 

Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitulmakmur). Kemudian aku dibawa ke Sidratulmuntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." 
Dia bersabda: "Ketika dia menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu, Allah memberikan wahyu kepada dia dengan mewajibkan salat 50 waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa alaihi salam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ' Dia bersabda: "Salat 50 waktu'. 

Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israil dan menguji mereka'. 

Dia bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku'. 

Lalu Allah subhanahu wata'ala. mengurangkan lima waktu salat dari dia'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu salat dariku'. Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'. 
Dia bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap salat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh salat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya, barang siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu, jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'. 

Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'."

Banyak umat Islam yang karena kekurangtahuan, kekurangpahamannya atau bahkan ketidakpeduliannya, mengabaikan momen datangnya Isra Mikraj. Padahal, dari momen inilah kewajiban sholat lima waktu bagi umat Islam berasal. 

Memang, tidak ada hukum atau syariat yang mengatur tentang peringatan Isra Mikraj, tetapi menurut buku 'Membongkar Kejumudan' karya A Shihabuddin, tidak ada larangan untuk memperingati peristiwa Isra Mi'raj sebagai sesuatu yang istimewa.

Selain itu, Bulan Rajab adalah bulan mulia bagi umat Islam yang memiliki keistimewaan di dalamnya. Allah memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram alias bulan yang dimuliakan.

Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. (QS. At-Taubah:36).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu. 

Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang mengadakan peperangan, terkecuali musuh yang memulai. Keharaman melakukan perbuatan-perbuatan kemaksiatan di bulan-bulan tersebut lebih besar dibandingkan bulan-bulan lain. 

Nah, agar Isra Mikraj tahun ini lebih bermakna dan mendatangkan pahala, berikut amalan-amalan yang dapat dilakukan:

1. Membaca Do'a Rajab
Menjelang datangnya Isra Mikraj dan bertepatan dengan puasa Rajab, maka dapat membaca doa sesuai anjuran Rasulullah SAW. Doa dimaksud adalah "'Allohuma baarik lanaa fii rojaba wa sya'banaa wa ballighnaa romadhonaa". Artinya: Ya Allah berilah kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan.


2. Berdzikir
Membaca dzikir merupakan bentuk komunikasi verbal antara Allah dengan makhluk-Nya, karena dengan berdzikir, kita senantiasa bersyukur dan selalu mengingat Allah SWT.

Adapun dzikir yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad SAW ketika dalam peristiwa Isra Mikraj, yakni; "Laa haula walaa quwwata illa billah". Artinya: Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.


3. Berpuasa
Ketika memperingati Isra Mi'raj dan apabila kita ingin mendapatkan amalan-amalan pada bulan Rajab, maka disunahkan untuk melakukan puasa Rajab. Pengerjaan puasa ini mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Berikut niat puasa Rajab: "Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ". Artinya: Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.


4. Bersedekah
Ketika datangnya bulan Rajab, perbuatan bersedekah merupakan hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Bersedekah tidak hanya dalam bentuk materi atau uang, tetapi juga dalam bentuk jasa, seperti membantu orang yang membutuhkan pertolongan, mengajak orang untuk berbuat kebaikan, mengamalkan amalan-amalan pada saat bulan Rajab, dan lain sebagainya.

5. Membaca Al Qur'an
Dengan membaca Al Qur'an, kita bukan saja dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga mendatangkan pahala yang luar biasa, karena satu huruf Al Qur'an yang dibacam, dibalas Allah SWT dengan 10 kebaikan. 

Selain itu, Al Qur'an akan memberi syafaat di akhirat kelak kepada siapapun yang membacanya. 

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut