Budiyanto dari PT East West Seed Indonesia, sebuah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia, mengungkapkan rasa syukur sebagai salah satu penerima manfaat Program Dana Padanan.
"Kami sangat bersyukur karena kini kami dapat berkolaborasi dengan banyak universitas dalam hal pengembangan dan inovasi yang sangat berdampak positif bagi perusahaan kami guna terus berkontribusi pada kemandirian pangan di Indonesia.”
Di sektor kesehatan, derasnya impor bahan baku obat dan alat kesehatan masih menjaditantangan utama bagi industri farmasi di Indonesia, dengan persentase yang mencengangkanmencapai sekitar 90 persen untuk bahan baku obat dan 88 persen untuk alat kesehatan ditahun 2022.
Ketergantungan ini menyoroti perlunya pengembangan riset dari hulu ke hilir untukmengurangi ketergantungan pada produk impor. Capaian riset dan pengembangan inovasikesehatan di Indonesia juga masih terbilang jauh dari memuaskan.
Untuk mengubah paradigma ini, peningkatan kapasitas riset dan pengembangan produkfarmasi serta alat kesehatan menjadi krusial. Melalui integrasi yang kuat antara akademisi,industri, dan pemerintah, diharapkan ekosistem riset di Indonesia dapat semakin berkembang.
Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian bangsa dalam sektorkesehatan, menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global.
Hendra Farma Johar dari PT Kimia Farma Tbk memberikan pendapatnya terkait programdana padanan.
“Adanya platform untuk kolaborasi riset dan inovasi Kedaireka, ditambahdengan Program Dana Padanan, adalah sebuah harapan yang menjadi nyata bagi kami.Semoga program ini dapat membuka mata para insan perguruan tinggi akan kebutuhan inovasidi industri farmasi, sehingga kolaborasi terjadi secara proaktif dari kedua belah pihak yangakhirnya akan lebih mempercepat kemajuan industri kesehatan di Indonesia.”
Editor : Mahfud