JAKARTA, iNews Depok.id - Kedaireka, platform di bawah Dirjen Diktiristek menggelar CEO Mentorship, sebuah acara yang bertujuan untuk mempererat kolaborasi antara industri dan pendidikan berlangsung di Universitas Gunadarma.
Program ini mendorong minat Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam berkolaborasi dengan dunia pendidikan.
Acara berlangsung di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma. CEO Mentorship 2024 ini, mengangkat tema "Kolaborasi InovasiSebagai Solusi Ketahanan Pangan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia",
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., GuruBesar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024; Prof.Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Program Dana Padanan 2024; dan Dr. Ruddy J.Suhatril., S.Kom., M.Sc., M.I.Kom dari PMO Kedaireka. Selain itu, acara CEO Mentorship inijuga dimeriahkan oleh kehadiran narasumber dari kalangan industri seperti PT East West Seed Indonesia dan PT Kimia Farma Tbk.
Lebih dari 400 peserta dari kalangan mitra industri danpublik umum tercatat sudah turut serta dalam acara ini.
Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud,Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan bahwa Kedaireka memperkenalkan inisiatif Ekosistem Kedaireka yang mencakup serangkaian program dengan harapan dapat memperluas pemahaman dan memfasilitasi peluang kolaborasi bagi para akademisi dan mitra industri.
Didalam acara tersebut, diharapkan perwakilan dari akademisi, mitra industri, dan masyarakat umum dapat memahami kepentingan mendesak dalam membangun ekosistem kolaboratif serta pentingnya mengutamakan inovasi di berbagai sektor industri.
CEO Mentorship Program, sebagai komponen dari Ekosistem Kedaireka, bertujuan untuk merangsang minat kalangan akademis, masyarakat luas, dan sektor industri dalam menjalin kerja sama serta mendorong inovasi melalui narasi pengalaman dari para pemimpin dan pakar di bidang masing-masing.
Program ini bertujuan agar kalangan akademis dan industri terdorong untuk mengambil langkah konkret dan mengembangkan inovasi untuk menangani beragam tantangan yang dihadapi.
Dr. dr. Matrissya Hermita, MSi., M.I.Kom, selaku Direktur PMO Kedaireka 2024 yang membuka kegiatan CEO Mentorship menambahkan.
"Kami berharap program CEO Mentorshipini menjadi jendela inspirasi bagi Insan Perguruan Tinggi dan industri untuk merangkulkolaborasi dan inovasi," kata Matrissya.
Melalui kegiatan ini, Kadeireka dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman manfaat Program Dana Padanan dan juga para pemimpin dan ahli di berbagai bidang, memperkuat semangat untuk bersama-sama menciptakan solusi dan terobosan baru.
Matrissya menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menghadapi tantangan ketahananpangan dan kesehatan di Indonesia melalui Program Dana Padanan Kedaireka.
Data dari Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022 menempatkan Indonesia padaperingkat ke-63 dari 113 negara, sementara di ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4setelah Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
Namun, tantangan nyata masih terlihat daritingginya tingkat stunting di Indonesia, yang diperkuat dengan data dari World Food Programpada tahun 2023, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-77 dari 125 negara untukangka stunting, dan peringkat ke-27 dari 154 negara untuk prevalensi stunting tertinggi.
Ketahanan pangan dan kemandirian kesehatan, terutama dalam pencegahan stunting, menjadi fokus isu strategis pemerintah Indonesia pada tahun 2024.
Menghadapi fokus strategis nasional pemerintah Indonesia dalam pencegahan stunting danpeningkatan ketahanan pangan juga kesehatan, CEO Mentorship 2024 menjadi momentum untuk menggalang kerjasama lintas sektor.
Dalam rangka mencapai target tersebut, penguatanriset menjadi salah satu prioritas, yang diwadahi melalui Program Dana Padanan 2024 olehKedaireka, sebagai sarana untuk menjembatani kolaborasi riset dan inovasi antara perguruantinggi dan industri guna menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.
Budiyanto dari PT East West Seed Indonesia, sebuah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia, mengungkapkan rasa syukur sebagai salah satu penerima manfaat Program Dana Padanan.
"Kami sangat bersyukur karena kini kami dapat berkolaborasi dengan banyak universitas dalam hal pengembangan dan inovasi yang sangat berdampak positif bagi perusahaan kami guna terus berkontribusi pada kemandirian pangan di Indonesia.”
Di sektor kesehatan, derasnya impor bahan baku obat dan alat kesehatan masih menjaditantangan utama bagi industri farmasi di Indonesia, dengan persentase yang mencengangkanmencapai sekitar 90 persen untuk bahan baku obat dan 88 persen untuk alat kesehatan ditahun 2022.
Ketergantungan ini menyoroti perlunya pengembangan riset dari hulu ke hilir untukmengurangi ketergantungan pada produk impor. Capaian riset dan pengembangan inovasikesehatan di Indonesia juga masih terbilang jauh dari memuaskan.
Untuk mengubah paradigma ini, peningkatan kapasitas riset dan pengembangan produkfarmasi serta alat kesehatan menjadi krusial. Melalui integrasi yang kuat antara akademisi,industri, dan pemerintah, diharapkan ekosistem riset di Indonesia dapat semakin berkembang.
Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian bangsa dalam sektorkesehatan, menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global.
Hendra Farma Johar dari PT Kimia Farma Tbk memberikan pendapatnya terkait programdana padanan.
“Adanya platform untuk kolaborasi riset dan inovasi Kedaireka, ditambahdengan Program Dana Padanan, adalah sebuah harapan yang menjadi nyata bagi kami.Semoga program ini dapat membuka mata para insan perguruan tinggi akan kebutuhan inovasidi industri farmasi, sehingga kolaborasi terjadi secara proaktif dari kedua belah pihak yangakhirnya akan lebih mempercepat kemajuan industri kesehatan di Indonesia.”
Hendra juga membagikan beberapa langkah yang dapat diambil oleh para pemangkukepentingan untuk mendorong kemajuan kolaborasi riset industri farmasi di Indonesia,diantaranya:
1. Pentingnya untuk menghilangkan kecurigaan antar lembaga dan pemangkukepentingan agar tercipta harmonisasi dalam industri farmasi.
2. Industri farmasi merupakan industri yang diatur dengan ketat secara global, sehinggakolaborasi riset harus dimulai from scratch.
3. Mengingat ketatnya regulasinya, segala bentuk kolaborasi riset harus melibatkanregulator untuk memastikan bahwa proses penelitian sesuai dengan standar yangberlaku baik secara nasional maupun internasional.
4. Selain hanya menjual produk obat, industri farmasi juga menawarkan jasa danpelayanan. Oleh karena itu, kolaborasi riset juga diperlukan untuk meningkatkankualitas pelayanan yang disediakan.
Sebagai tokoh yang turut membidani lahirnya platform Kedaireka, Prof. Ir. Nizam, M.Sc.,Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dirjen Diktiristek periode2020-2024 menambahkan bahwa penting bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasiinovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.
Ia menekankan "Kunci utama dalam menumbuhkan ekosistem kolaborasi antara perguruantinggi dan industri adalah kesesuaian visi untuk memajukan ekonomi Indonesia melalui inovasi.Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakansinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama.Pentingnya memberikan hasil yang cepat dan bermanfaat secara tepat bagi semua pihak, baikperguruan tinggi maupun industri, serta masyarakat secara keseluruhan, menegaskanpentingnya rasa saling percaya dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan."
Menutup acara, Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Program Dana Padanan2024 menegaskan “Kolaborasi riset lintas sektor, dengan kepakaran insan Perguruan Tinggiyang dileburkan dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki industri, menjadi semakinkrusial dalam menghadapi tantangan kompleks di era globalisasi tidak bisa dipungkiri. Untukitu insan Perguruan Tinggi harus bisa membaca pola-pola atau tren kebutuhan pengembanganindustri di sektor pangan dan kesehatan. Keberadaan Program Dana Padanan menjadimomentum bagi para pemangku kepentingan untuk bersatu dalam menciptakan solusi inovatifv guna mencapai ketahanan pangan dan kesehatan yang berkelanjutan bagi masyarakatIndonesia.“
Editor : Mahfud