"Sejak 2021 sampai dengan sekarang sudah ada 30 film. Ajang ini pertama, untuk regenerasi para sineas muda yang dimulai dari film pendek. Kedua, untuk ketersediaannya film-film pendek yang berkualitas, peningkatan kapacity. Dari awal 300 proposal yang masuk, sekarang jadi 700. Dan nantinya hanya 10 proposal film terbaik yang berhak mendapatkan fasilitas dana produksi dan mentoring dari filmmaker nasional maupun internasional. Dari 30 film yang menang sejak tahun 2021, ada beberapa film yang menang di luar negeri, contohnya yang berjudul Menanti Kejujuran Diana," urai Mahendra.
Proses penyaringan proposal nantinya akan dikurasi menjadi 25 proposal terpilih yang akan mengikuti Short Course bersama New York Film Academy.
Hasil dari short course dan tahap pitching ini akan tersaring menjadi 10 proposal yang akan diberikan fasilitasi dan diberikan pendampingan.
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman Musik dan Media Kemendikbudristek RI. Foto: Novi
Sebelum masuk pada proses produksi, produser proposal film yang terpilih akan mengikuti Workshop Perfilman dengan didampingi oleh mentor terbaik.
Sutradara Ifa Isfansyah, sineas profesional salah satu kurator di ajang ini menerangkan jika kompetisi ini dapat diikuti oleh sineas di seluruh Indonesia tidak hanya berpusat di ibu kota.
"Kami berharap, Layar Indonesiana ini dapat menjadi jalan pembuka bagi sineas berbakat untuk muncul ke permukaan dan menjadi awal dari lahirnya karya hebat ke depan," ujar pria yang sukses dengan film Gadis Kretek-nya ini.
Sineas profesional lain yang juga menjadi kurator di ajang ini ada produser kenamaan Yulia Evina Bara yang akrab disapa Ebe.
"Salah satu yang jadi penilaian di ajang ini adalah orisinalitas-nya. Cerita tak hanya bisa untuk lokal tapi juga internasional. Cerita lokal jadi internasional," ujar Ebe.
Editor : M Mahfud