DEPOK, iNews Depok.id - Gara-gara beda pilihan Capres, anak aniaya orangtua. Peristiwa mengenaskan terjadi di Jalan KH Azhari, Lorong Keramat Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (4/2/2024) malam.
Seorang anak berinisial AD (28) aniaya kedua orang tuanya, MA (49) dan ND (45), karena beda pendapat usai menonton debat calon presiden (capres) di televisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah mengatakan, penganiayaan tersebut dilaporkan oleh MA yang merupakan suami ND sekaligus ayah AD pada Senin (5/2/2024). "Korban mengalami luka memar di wajah dan leher akibat dipukul dan dicekik oleh pelaku," kata Haris, Kamis (8/2/2024).
Haris menjelaskan, kronologi kejadian bermula saat keluarga tersebut menonton debat capres yang ditayangkan langsung di televisi. Saat itu, terjadi perbedaan pilihan antara AD dan kedua orang tuanya.
"Pelaku mendukung salah satu capres, sedangkan korban mendukung capres yang lain. Hal ini menimbulkan cekcok mulut antara mereka," ujar Haris.
Setelah debat selesai, ND mematikan televisi dan meminta AD untuk tidur. Namun, AD merasa tidak senang dan emosi dengan permintaan ibunya itu. Ia kemudian mengambil sebuah gagang pintu dan memukul wajah MA yang sedang duduk di sofa.
"Korban terkejut dan berusaha melawan, tetapi pelaku terus memukulinya hingga jatuh ke lantai. Pelaku juga mencoba mencekik leher korban," ungkap Haris.
Mendengar keributan tersebut, ND datang dan mencoba melerai. Namun, AD juga menyerang ibunya dengan cara yang sama.
"Korban ND juga dipukul dan dicekik oleh pelaku. Akhirnya, korban MA berhasil meloloskan diri dan meminta tolong kepada tetangga. Pelaku lalu melarikan diri dari rumah," tutur Haris.
Haris menambahkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. Ia mengimbau agar pelaku segera menyerahkan diri ke polisi.
"Kami sudah mengantongi identitas dan alamat pelaku. Kami juga sudah memeriksa saksi-saksi dan mengamankan barang bukti berupa gagang pintu yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban," tandas Haris.
Sementara itu, MA mengaku sangat kecewa dan sedih dengan perbuatan anaknya itu. Ia mengatakan, ini bukan pertama kalinya AD menganiaya orang tuanya.
"Dia memang anak yang bandel dan suka berkelahi. Dia juga sering mengancam dan meminta uang kepada kami. Kami sudah berusaha mendidiknya dengan baik, tapi dia tidak mau berubah," ucap MA.
MA berharap, anaknya bisa segera ditangkap dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Ia juga berharap, anaknya bisa sadar dan insaf atas kesalahannya.
"Kami tidak tega melaporkan anak kami, tapi kami tidak mau diam saja. Kami harap ada efek jera bagi dia dan dia bisa menjadi anak yang baik," pungkas MA.
Editor : M Mahfud