Pada kasus yang parah, rasa takut dan cemas berlebihan bisa muncul sebelum naik pesawat, misalnya ketika menerima informasi bahwa penderita harus naik pesawat untuk menghadiri acara tertentu
Pengobatan aerophobia dilakukan oleh psikiater atau psikolog. Pengobatannya mencakup:
- Terapi kognitif perilaku. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku penderita yang tidak rasional dan negatif terkait dengan penerbangan. Penderita akan diajarkan untuk mengenali dan mengatasi pikiran, perasaan, dan reaksi fisik yang menyebabkan rasa takut dan cemas
- Terapi eksposur. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi rasa takut dan cemas penderita dengan cara menghadapkan mereka pada situasi yang menakutkan secara bertahap. Penderita akan diajarkan untuk melakukan relaksasi, seperti teknik pernapasan atau meditasi, saat menghadapi situasi tersebut. Terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi, video, atau penerbangan nyata
- Obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan untuk meredakan gejala fisik atau psikologis yang timbul akibat aerophobia, seperti obat anti-cemas, obat penenang, atau obat anti-mual. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai dengan resep dan anjuran dokter, dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan atau jangka panjang
Untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena aerophobia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
- Mempersiapkan diri sebelum penerbangan, seperti memilih kursi yang nyaman, membawa barang-barang yang dapat mengalihkan perhatian, atau mendengarkan musik yang menenangkan
- Menghindari konsumsi alkohol, kafein, atau obat-obatan yang dapat memperburuk rasa cemas atau menyebabkan dehidrasi
- Mengikuti instruksi dan informasi yang diberikan oleh awak pesawat, seperti mengenakan sabuk pengaman, mematikan perangkat elektronik, atau mengikuti prosedur keamanan
- Mencari dukungan dari orang-orang yang dekat, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja, yang dapat memberikan semangat, pengertian, atau bantuan saat mengalami rasa takut atau cemas.
Editor : M Mahfud