get app
inews
Aa Text
Read Next : Tuding Pemerintah Depok Eksklusif: Supian Suri bak Menepuk Air di Baskom Tumpah ke Muka Sendiri

Aerophobia: Memahami Ketakutan akan Terbang dan Cara Mengatasinya

Sabtu, 10 Februari 2024 | 09:10 WIB
header img
Ilustrasi Aerophobia, Ketakutan akan Terbang. Foto: Istimewa

DEPOK, iNewsDepok.id - Aerophobia atau takut terbang adalah kondisi ketakutan berlebihan yang dialami oleh seseorang saat melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.

Penderita aerophobia biasanya menghindari bepergian dengan menggunakan pesawat. Diperkirakan sekitar 20% orang dewasa yang melakukan perjalanan dengan pesawat mengalami kondisi ini. Aerophobia juga dikenal dengan istilah aviophobia.

Penyebab Aerophobia

Penyebab aerophobia bisa berbeda-beda antara satu penderita dengan penderita yang lain. Hal ini tergantung pada kesehatan fisik, psikis, dan faktor sosial. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan aerophobia adalah:

  • Mengalami kejadian traumatis saat penerbangan, misalnya mengalami turbulensi, keterlambatan, atau kecelakaan
  • Membaca berita tentang kecelakaan pesawat atau terorisme yang melibatkan pesawat
  • Memiliki keluarga atau teman yang juga mengalami aerophobia atau fobia lain yang terkait dengan penerbangan, seperti fobia terhadap ketinggian, ruang sempit, atau orang asing
  • Memiliki ingatan akan kejadian buruk yang melibatkan penerbangan, misalnya pernah naik pesawat untuk mengunjungi pemakaman orang terdekat atau pernah menjadi korban penculikan
  • Merasa takut tidak dapat mengendalikan situasi saat berada di dalam pesawat atau tidak dapat melarikan diri jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Gejala Aerophobia

Penderita aerophobia akan melakukan upaya untuk menghindari segala hal yang terkait dengan penerbangan, seperti:

  • Menghindari pekerjaan atau acara yang mengharuskannya naik pesawat
  • Memaksa rekan atau keluarganya untuk menggunakan moda transportasi lain, seperti kereta, bus, atau mobil
  • Tidak membaca berita atau menonton film yang membahas perjalanan udara
  • Terobsesi mempelajari prosedur keamanan perjalanan udara atau mencari informasi tentang cuaca, rute, atau pilot
  • Saat di dalam pesawat, penderita aerophobia dapat mengalami serangan panik. Beberapa gejala serangan panik yang dapat timbul adalah:
  • Gemetar, berkeringat, atau merasa dingin
  • Sesak napas, terasa tercekik, atau batuk
  • Jantung berdebar-debar, nyeri dada, atau pusing
  • Mual, muntah, atau diare
  • Tidak bisa berpikir jernih, merasa bingung, atau hilang kesadaran
  •  Merasa takut mati, gila, atau kehilangan kendal

Pada kasus yang parah, rasa takut dan cemas berlebihan bisa muncul sebelum naik pesawat, misalnya ketika menerima informasi bahwa penderita harus naik pesawat untuk menghadiri acara tertentu

Pengobatan Aerophobia

Pengobatan aerophobia dilakukan oleh psikiater atau psikolog. Pengobatannya mencakup:

  • Terapi kognitif perilaku. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku penderita yang tidak rasional dan negatif terkait dengan penerbangan. Penderita akan diajarkan untuk mengenali dan mengatasi pikiran, perasaan, dan reaksi fisik yang menyebabkan rasa takut dan cemas
  • Terapi eksposur. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi rasa takut dan cemas penderita dengan cara menghadapkan mereka pada situasi yang menakutkan secara bertahap. Penderita akan diajarkan untuk melakukan relaksasi, seperti teknik pernapasan atau meditasi, saat menghadapi situasi tersebut. Terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi, video, atau penerbangan nyata
  • Obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan untuk meredakan gejala fisik atau psikologis yang timbul akibat aerophobia, seperti obat anti-cemas, obat penenang, atau obat anti-mual. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai dengan resep dan anjuran dokter, dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan atau jangka panjang

Pencegahan Aerophobia

Untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena aerophobia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Mempersiapkan diri sebelum penerbangan, seperti memilih kursi yang nyaman, membawa barang-barang yang dapat mengalihkan perhatian, atau mendengarkan musik yang menenangkan
  • Menghindari konsumsi alkohol, kafein, atau obat-obatan yang dapat memperburuk rasa cemas atau menyebabkan dehidrasi
  • Mengikuti instruksi dan informasi yang diberikan oleh awak pesawat, seperti mengenakan sabuk pengaman, mematikan perangkat elektronik, atau mengikuti prosedur keamanan
  • Mencari dukungan dari orang-orang yang dekat, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja, yang dapat memberikan semangat, pengertian, atau bantuan saat mengalami rasa takut atau cemas.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut