get app
inews
Aa Read Next : Berharap Bersih Dari Korupsi, MBB Dukung Andra-Dimyati Pada Pilgub Banten

Unjuk Rasa di Depan PT. Datong Lightway International Technology, Massa di Serang Diserang Preman

Senin, 29 Januari 2024 | 22:04 WIB
header img
Sejumlah massa aksi dari Lembaga Transparansi Anggaran dan Anti Korupsi Indonesia (Lemtaki), Komnas PPLH dan sejumlah elemen masyarakat, berunjuk rasa di depan PT. Datong Lightway International Technology. Foto: Ist

SERANG, iNewsDepok.id - Sejumlah massa aksi dari Lembaga Transparansi Anggaran dan Anti Korupsi Indonesia (Lemtaki), Komnas PPLH dan sejumlah elemen masyarakat, berunjuk rasa di depan PT. Datong Lightway International Technology, terkait polusi yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Namun dalam aksi tersebut, massa sempat diserang oleh preman yang diduga dipersiapkan oleh pihak perusahaan.

Aksi  yang sedianya hendak mereka gunakan untuk penyampaian petisi terhadap perusahaan di Cikande tersebut, kemudian dibubarkan preman, bahkan ketua Komnas PPLH sempat dikeroyok dan dikejar oleh sekumpulan preman.

Massa sekitar 120 orang itu sempat melakukan orasi dan pembacaan petisi terhadap PT. Datong Lightway International Technology yang telah melakukan pembuangan limbah di belakang pabrik. Aktivitas perusahaan smelter pengolahan bijih timah itu juga telah menyemburkan asap hitam pekat dan menyebarkan bau menyengat yang menyebabkan mata pedih, perut mual dan sesak nafas.

Menurut saksi mata, di tengah orasi yang disampaikan oleh Sukiman SH. HM. tiba-tiba ada yang melempar gelas kopi tepat terkena mukanya,  sehingga suasana langsung gaduh. Seketika itu muncul 30 orang yang diduga preman dari dalam perusahaan langsung menyerang dan mengintimidasi massa aksi.

"Iya betul, aksi kami tadi diserang sekelompok massa seperti preman. Beberapa orang sempat dipukuli dikejar-kejar. Karena situasi tidak kondusif, massa kita geser ke tempat lain menjauh dari lokasi perusahaan," kata Koordinator aksi yang juga Ketua Lemtaki, Edy Susilo kepada media, di Serang, Banten, Senin (29/1/2024).

Menurut Edy, massa terpaksa digeser karena pihak aparat keamanan yang hanya berjumlah belasan orang kurang mampu memberikan perlindungan kepada massa.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut