DEPOK, iNews Depok.id – Kue Rangi menjadi salah satu kekayaan budaya Depok. Hingga saat ini Kue Rangi yang masih bisa ditemui di sejumlah titik di Kota Depok antara lain di belakang Pasar Depok Jaya, Ujung Aspal Cagar Alam Depok Lama, dan Mekarsari Cimanggis.
Kue Rangi sangat unit dan benar-benar tradisional. Meski banyak kuliner tradisional berganti menggunakan gas sebagai bahan bakar, kue rangi tetap harus menggunakan kayu bakar.
Pedagang berkeliling menjajakan Kue Rangi dengan mendorong gerobaknya. Iia harus membawa kayu bakar. Begitu ada orang yang memesan kue rangi, pedagang tersebut memasukan adonan kue rangi dalam cetakan kecil.
Sesekali ia mendorong kayu bakar agar lebih masuk ke dalam untuk memanggang Kue Rangi. Sang pedagang harus menjaga api dari kayu bakar. Api tak boleh terlalu kecil dan terlalu besar.
Sekitar 5 menit kue rangi matang dan harus segera dikonsumsi dalam kondisi hangat.
”Enaknya dimakan saat masih hangat,” kata Ian, pedagang kue rangi di belakang Pasar Depok Jaya.
Soal rasa, Kue Rangi ini menawarkan cita rasa gurih khas kelapa. Tak hanya gurih, sampuran sagu, kelapa, garam, gula merah membuat Kue Rangi menebar aroma wangi yang menguggah selera.
Nama Kue Rangi merupakan deskripsi dari cara memasaknya: dibakar wangi.
Untuk menikmati seporsi Kue Rangi, orang cukup merogoh kocek Rp5.000.
Editor : M Mahfud