get app
inews
Aa Text
Read Next : Ramai Isu Kewarganegaraan Ganda, Kemenkumham Kaji Skema OCI di India

Misi Matahari Aditya-L1 India Capai Orbit Matahari

Minggu, 07 Januari 2024 | 10:27 WIB
header img
Pesawat luar angkasa Aditya-L1 India melakukan perjalanan setelah diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, India, Sabtu, 2 September 2023. Foto: AP Photo/R Parthibhan

DEPOK, iNewsDepok.id - Misi pengamatan matahari India telah memasuki orbit matahari setelah perjalanan selama empat bulan, sebuah keberhasilan terbaru dalam ambisi eksplorasi ruang angkasa di negara berpenduduk terbesar di dunia tersebut.

Misi Aditya-L1 dari Organisasi Penelitian Luar Angkasa India diluncurkan pada bulan September dan membawa serangkaian instrumen untuk mengukur dan mengamati lapisan terluar matahari.

“India menciptakan tonggak sejarah lainnya,” kata Perdana Menteri Narendra Modi dalam sebuah postingan di X, Sabtu (6/1/2024).

“Ini adalah bukti dedikasi tanpa henti dari para ilmuwan kami dalam mewujudkan misi luar angkasa yang paling kompleks dan rumit,” cuitnya.

Menteri Sains dan Teknologi India Jitendra Singh mengatakan di media sosial bahwa wahana tersebut telah mencapai orbit terakhirnya 'untuk mengungkap misteri hubungan Matahari-Bumi'.

Pesawat ruang angkasa tersebut telah memposisikan dirinya di Lagrange Point 1, dari sana ia akan melakukan studi komprehensif tentang matahari, dengan fokus pada korona matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa.

Satelit ini menempuh jarak sekitar 1,5 juta kilometer (930.000 mil) selama rentang waktu empat bulan, hanya sebagian kecil dari jarak Bumi-Matahari yang mencapai 150 juta kilometer (93 juta mil).

Dinamakan berdasarkan kata dalam bahasa Hindi yang berarti matahari, misi ini mengikuti pencapaian India baru-baru ini sebagai negara pertama yang berhasil mendarat di kutub selatan bulan, dengan misi Chandrayaan-3 pada Agustus tahun lalu.

Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini bertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang dampak radiasi matahari terhadap peningkatan jumlah satelit di orbit, dengan fokus khusus pada fenomena yang mempengaruhi usaha seperti jaringan komunikasi Starlink milik Elon Musk.

“Peristiwa hari ini hanya menempatkan Aditya-L1 di orbit Halo yang tepat… Banyak orang tertarik untuk memahami efek ini. Jadi kami menantikan banyak hasil ilmiah dalam beberapa hari mendatang. Setidaknya lima tahun masa pakai terjamin jika bahan bakar tidak ada di satelit,” kata Ketua ISRO S Somanath kepada wartawan di India.

“Kita tentu perlu mengetahui lebih banyak tentang matahari, karena matahari mengendalikan cuaca luar angkasa,” Manish Purohit, mantan ilmuwan ISRO, sebagaimana dikutip dari Reuters. Orbit bumi yang rendah akan menjadi “sangat” ramai di tahun-tahun mendatang.

Amerika Serikat dan Badan Antariksa Eropa telah mengirimkan banyak wahana ke pusat tata surya, dimulai dengan program Pioneer NASA pada tahun 1960an.

Jepang dan Tiongkok sama-sama telah meluncurkan misi observatorium surya mereka sendiri ke orbit bumi.

Namun misi terbaru ISRO adalah yang pertama dilakukan oleh negara Asia mana pun yang ditempatkan di orbit mengelilingi matahari.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut