get app
inews
Aa Read Next : Hari Keluarga International 2024 Usung tema "Keluarga dan Perubahan Iklim", Begini Sejarahnya!

84 Persen Generasi Muda di Dunia Alami Gangguan Kecemasan Akibat Perubahan Iklim

Kamis, 14 Desember 2023 | 17:15 WIB
header img
84 persen generasi muda di dunia alami eco-anxiety akibat perubahan iklim. Foto : Ist

DEPOK, iNewsDepok.id - Sekitar 84 persen generasi muda berusia 16-25 tahun di dunia mengalami gangguan kecemasan akibat perubahan iklim, hal ini berdasarkan bukti dari Studi Hickman.

Bahhkan 59 persen di antaranya didera perasaan cemas ekstrim, hal ini tak lain karena eco-anxiety.

Eco-anxiety adalah rasa frustasi dan rasa takut hingga menjadi sumber kecemasan yang dipicu oleh kerusakan lingkungan yang terus-menerus terjadi saat ini.

Hal ini terjadi sebagai reaksi negatif terhadap iklim yang mengganggu mood sehingga merasa khawatir, sedih, marah, dan kian cemas dihantui perasaan bumi makin tidak layak dihuni sementara disisi lain bingung harus berbuat apa.

Alih-alih bingung dan cemas, akan lebih baik mengatasi eco-anxiety dengan cara melestarikan lingkungan, misalnya dengan lebih dekat dengan alam, berusaha hidup "Green Living", atau gabung dengan gerakan peduli lingkungan.

Lebih dekat dengan alam, artinya berinteraksi dengan alam yang tidak hanya bermanfaat mengurangi eco-anxiety, tapi juga meningkatkan kesehatan mental. Hal ini dapat dilakukan dengan bermain ke area hijau, hiking atau liburan ke alam terbuka, dan refreshing ke taman.

Sementara berusaha hidup "Green Living" yang kerap dianggap ribet, nyatanya dapat dilakukan dengan semudah mengurangi sampah makanan (zero waste), membiasakan bawa tumbler dan wadah makan untuk menekan konsumsi plastik, serta budaya jalan kaki dan naik kendaraan umum. 

Semakin banyak yang melakukan green living, maka semakin minim emisi karbon yang dihasilkan sehingga secara tidak langsung turut menekan krisis iklim. 

Terakhir adalah gabung dengan gerakan peduli lingkungan, salah satu contohnya mengolah sampah organik. Karena nyatanya, Indonesia urutan ke-2 sebagai negara paling boros makanan.

Dengan mengikuti gerakan ini, setidaknya turut membantu mengurangi sampah organik dari sisa makanan (food waste) sehingga kian berkurang emisi gas penyebab perubahan iklim.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut