Beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan Palestina lainnya.
Kementerian mengatakan seorang warga Palestina tewas di daerah tersebut, dan tidak jelas apakah dia ikut serta dalam bentrokan tersebut. Media Palestina melaporkan dia ditembak mati. Israel belum memberikan komentar mengenai insiden tersebut.
Menanggapi serangan 7 Oktober, Israel telah membombardir Jalur Gaza dan melancarkan serangan darat di utara. Lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh, kata pemerintah Gaza yang dikelola Hamas, dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Qatar, yang bersama dengan Mesir telah memfasilitasi pembicaraan tidak langsung antara kedua belah pihak, mengatakan bahwa ada kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata dua hari dari empat hari yang seharusnya berakhir pada hari Senin.
“Kami punya perpanjangan… dua hari lagi,” kata Duta Besar Qatar untuk PBB Alya Ahmed Saif Al-Thani kepada wartawan setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, dan mengatakan kedua belah pihak akan membebaskan lebih banyak orang. “Ini adalah langkah yang sangat positif.”
Setiap hari sejak gencatan senjata dimulai pada hari Jumat, Hamas telah membebaskan beberapa sandera sementara Israel membebaskan beberapa warga Palestina yang ditahannya. Dari 69 sandera yang dibebaskan Hamas adalah 51 warga Israel dan 18 warga asing.
Ido Dan, seorang kerabat warga Israel, Sahar Calderon, 16, dan Erez Calderon, 12, berbicara tentang kegembiraan atas pembebasan mereka pada hari Senin yang bercampur dengan kecemasan terhadap ayah mereka, Ofer, yang masih ditahan.
“Sulit untuk beralih dari kecemasan yang tiada habisnya tentang nasib mereka ke keadaan lega dan gembira,” kata Dan. "Ini adalah momen yang menggembirakan dan mengharukan, tapi... ini adalah awal dari proses rehabilitasi yang sulit bagi Sahar dan Erez, yang masih muda dan telah melalui pengalaman yang tak tertahankan."
Editor : M Mahfud