DEPOK, iNewsDepok.id - Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengatakan bahwa dari 3.200 warga Palestina yang ditangkap oleh Israel sejak 7 Oktober di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, 41 di antaranya adalah jurnalis, dan 29 di antaranya masih ditahan.
Tentara Israel yang setiap harinya menyerbu desa dan kota di seluruh Tepi Barat yang dibarengi dengan aksi konfrontasi, penangkapan, penembakan, dan pengeboman gas terhadap warga Palestina.
Konfrontasi ini meningkat sebagai akibat serangan habis-habisan Israel ke Jalur Gaza sebagai aksi balasan terhadap serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober.
Jeda kemanusiaan selama empat hari, yang dimediasi oleh Qatar, mulai berlaku pada Jumat, sehingga serangan Israel di Jalur Gaza berhenti untuk sementara.
Dalam dua hari pertama jeda kemanusiaan, Israel dan Hamas menukar 41 warga Israel dan warga asing dengan 78 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Dilansir Al Jazeera, gelombang ketiga yang terdiri dari 39 tahanan Palestina yang dibebaskan pada hari Minggu menjadikan total tahanan Palestina yang dibebaskan sejak gencatan senjata kemanusiaan dimulai menjadi 117 orang.
Namun ribuan warga Palestina masih berada dalam tahanan Israel, banyak di antaranya tanpa diadili atau dituntut, dan para tahanan yang dibebaskan menceritakan kembali pengalaman mereka yang merendahkan martabat dan kondisi tragis di penjara-penjara Israel.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa penangkapan baru-baru ini disertai dengan “penggerebekan dan pelecehan yang meluas, selain perusakan dan penghancuran rumah warga, dan pemukulan kejam terhadap keluarga tahanan” serta penembakan terhadap warga Palestina yang tidak bersenjata, yang mengakibatkan kematian.
Gelombang serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong Palestina itu.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang, menurut otoritas Israel.
Editor : M Mahfud