JAKARTA, iNewsDepok.id - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ-organ lain, seperti otak, tulang, ginjal, dan kelenjar getah bening. TBC dapat menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, demam, berkeringat, penurunan berat badan, dan sesak napas.
TBC merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman kesehatan global, karena dapat menyebabkan kematian, kecacatan, dan kemiskinan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2022, terdapat sekitar 10,6 juta kasus TBC di seluruh dunia, dengan 1,4 juta kematian. TBC juga merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit menular pada orang dengan HIV/AIDS.
Melansir dari Kemkes.go.id, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC terberat di dunia. Menurut laporan Global TB Report 2023 yang diterbitkan oleh WHO, Indonesia menempati peringkat kedua setelah India sebagai negara dengan jumlah kasus TBC terbanyak, yaitu sekitar 969.000 kasus, dengan angka kematian sekitar 144.000 orang per tahun.
Data ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan dan mencegah penyebaran TBC di masyarakat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus TBC di Indonesia antara lain:
- Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan TBC.
- Kurangnya akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, dan terpadu untuk mendeteksi dan mengobati TBC secara dini dan tuntas.
- Kurangnya sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan, dan dana yang memadai untuk mendukung program pengendalian TBC.
- Adanya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan TBC, yang dapat menghambat mereka untuk mencari bantuan dan dukungan.\Adanya kasus TBC yang resisten terhadap obat (TBC-RO), yang lebih sulit dan mahal untuk diobati, serta berisiko menular ke orang lain.
Editor : M Mahfud