get app
inews
Aa Read Next : FIFA Tunda Keputusan Terkait Usulan Pembekuan Israel dari Sepak Bola Internasional

Cerita Para Ibu Melahirkan di Gaza, Kebanyakan Bayinya Lahir Prematur

Rabu, 22 November 2023 | 10:45 WIB
header img
Bayi di RS Al Shifa di Jalur Gaza, Palestina dilaporkan banyak yang terlahir prematur. Foto: REUTERS/Mohammed Al-Masr

JAKARTA, iNewsDepok.id - Melahirkan adalah momen yang seharusnya membahagiakan bagi setiap ibu. Namun, bagi para ibu di Gaza, melahirkan adalah momen yang penuh dengan ketakutan, kesakitan, dan ketidakpastian. Pasalnya, mereka harus melahirkan di tengah konflik yang berkecamuk antara Israel dan Hamas, yang telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, banyak ibu di Gaza mengalami kehamilan yang penuh stres dan ketidakpastian, yang sering kali dipicu oleh kondisi lingkungan yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan peningkatan kasus kelahiran prematur, dimana bayi-bayi tersebut harus menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi dan perawatan medis intensif.

Kondisi Kesehatan di Gaza

Menurut Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA), terdapat sekitar 50.000 ibu hamil yang terjebak dalam konflik di Gaza. Dan lebih dari 160 persalinan setiap harinya berlangsung. Sekitar 15 persen kelahiran di antaranya diperkirakan mengakibatkan komplikasi pada ibu dan bayinya.

Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah kelahiran prematur, yaitu kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, infeksi, perdarahan otak, dan kematian.

Bayi yang lahir prematur membutuhkan perawatan khusus, seperti inkubator, ventilator, dan obat-obatan. Namun, fasilitas kesehatan di Gaza tidak mampu menyediakan perawatan tersebut, karena krisis listrik, kekurangan bahan bakar, dan kerusakan akibat serangan Israel.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 40 persen dari 13 rumah sakit dan 54 pusat kesehatan di Gaza telah rusak atau tidak berfungsi akibat serangan Israel . Selain itu, sekitar 30 persen dari staf kesehatan di Gaza juga terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka karena alasan keamanan atau kekurangan bahan bakar .

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut