DEPOK, iNewsDepok.id - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prof Ir Dwikorita Karnawati mengingatkan baik warga, pemerintah daerah, dan instansi terkait perlu mengantisipasi dan waspada atas dampak perubahan pola cuaca di awal musim hujan di Indonesia.
Salah satunya yakni bersiap dan mengantisipasi akan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti bencana banjir hingga tanah longsor.
Hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), maupun lautan (oseanografi). Bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan korban jiwa, cedera, atau dampak kesehatan lain.
Contoh bencana meteorologi yaitu curah hujan ekstrem, banjir, badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, embun, dan suhu dingin, seperti dikutip dari laman Iklim BMKG.
Curah Hujan Ekstrem
Curah hujan ekstrem adalah curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi di atas batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu, baik per menit, jam, hari, atau bulan.
Bencana ini bisa dipicu awan cumulonimbus yang masif dan mencapai atmosfer tinggi. Awan ini juga dapat diserta golakan angin kencang, hujan es, dan potensi risiko puting beliung.
Banjir
Banjir adalah luapan air di tanah yang biasanya kering Di samping terjadi karena limpahan dari badan air (sungai, danau, laut), banjir juga bisa disebabkan akumulasi air hujan yang sudah jenuh, tidak dapat diserap tanah atau dialirkan lewat saluran dan badan air.
Longsor
Tanah longsor berisiko terjadi di lingkungan dengan kemiringan lereng curam maupun landai dengan sudut tertentu. Longsor berisiko terjadi di pegunungan, tebing pantai, maupun dasar laut.
Editor : M. Syaiful Amri