get app
inews
Aa Read Next : Gunung Berapi Meletus di Islandia, Lava Menuju Kota Nelayan

Wow! Letusan Hunga Tonga Ternyata Membuat Asmosfer Bumi Bergetar

Rabu, 26 Januari 2022 | 12:41 WIB
header img
Letusan gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga, yang memicu peringatan tsunami untuk beberapa negara kepulauan Pasifik Selatan pada Sabtu. Foto: Reuters/New York Times

DEPOK, iNews.id - Letusan gunung api bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari 2022 lalu ternyata menghasilkan banyak fenomena yang menarik untuk diketahui.

Sebab, selain suara letusannya terdengar hingga Fiji yang berjarak sekitar 800 kilometer lokasi gunung itu, dan mengirimkan tsunami ke banyak negara, termasuk Jepang dan Hawaii, letusan itu ternyata juga menghasilkan gelombang yang mampu menggetarkan atmosfer Bumi.

Fakta yang terakhir itu diungkapkan ahli meteorologi dari University of Hawaii, Kevin Hamilton.

Menurut dia, letusan gunung di Tonga itu memicu pola gelombang atmosfer kompleks yang banyak ditemukan di area sekitar letusan gunung.

"Namun, saking kuatnya gelombang itu membuat atmosfer berdering seperti lonceng, meskipun pada frekuensi yang terlalu rendah untuk didengar," katanya seperti dikutip dari Live Science, Rabu (26/1/2022).

Hamilton menjelaskan, gelombang tekanan di atmosfer itu muncul sebagai gelombang terisolasi dan menyebar sejauh ribuan kilometer ke seluruh dunia dengan kecepatan lebih dari 1.046 kilometer/jam.

Dia mengakui,  apa yang diungkapnya ini merupakan fenomena yang pertama kali diteorikan sejak lebih dari 200 tahun lalu.

Kepala ilmuwan di Goddard Space Flight Center NASA, James Garvin, mengatakan, dengan menggunakan kombinasi satelit dan survei berbasis permukaan, juga berdasarkan jumlah batu yang dikeluarkan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai saat meletus, dari ketinggian awan letusan, dan beberapa faktor lainnya, pihaknya memperkirakan jumlah energi yang dilepaskan Gunung Hunga Tonga saat meletus setara dengan antara 4 hingga 18 megaton TNT,  di mana 1 megaton setara dengan 1 juta ton TNT.

Besarnya energi itu membuat NASA memperkirakan kalau erupsi Gunung Hunga Tonga ratusan kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang, pada Agustus 1945, sehingga kekuatan letusan gunung itu diperkirakan setara dengan ledakan 15.000 ton energi.

Dahsyatnya ledakan itu juga membuat NASA mengategorikan letusan Gunung Hunga Tonga sebagai letusan gunung berapi paling kuat dalam 31 tahun terakhir setelah letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991.

Selain menggetarkan atmosfer Bumi, letusan Hunga Tonga dilaporkan mengganggu tekanan atmosfer Bumi yang berlangsung selama beberapa menit di sejumlah wilayah, termasuk Amerika Utara, India, hingga Eropa.

Hamilton menjelaskan, perluasan muka gelombang dari letusan Gunung Hunga merupakan contoh menakjubkan dari fenomena propagasi gelombang atmosfer secara global yang menurut catatan sejarah hanya pernah terjadi saat ledakan nuklir

Teori getaran atmosfer di Bumi

Terkait dengan teori getaran astmosfer di Bumi, Hamilton berkata bahwa sudah lebih dari 200 tahun yang lalu, ahli matematika sekaligus astronom Perancis, Pierre-Simon de Laplace meramalkan adanya fenomena getaran atmosfer.

Laplace menghubungkan teorinya dengan persamaan fisik yang mengatur gerakan atmosfer secara global. Adapun perkiraannya adalah harus ada penyematan kelas pada gerakan di atmosfer yang menyebar dengan cepat dan seakan-akan 'memeluk' permukaan Bumi.

Dia berhasil menunjukkan bahwa gaya gravitasi dan daya apung atmosfer mendukung pergerakan udara secara horizontal, di mana salah satu efeknya ialah memungkinkan beberapa gelombang atmosfer mengikuti lengkungan Bumi.

Bagi para ilmuwan di abad ke-19, teori tersebut mungkin terdengar seperti ide yang agak abstrak, akan tetapi data setelah letusan Gunung Krakatau di tahun 1883 menunjukkan bahwa apa yang diteorikan Laplace benar.

Selain itu, teori ini membuktikan bahwa gerakan gelombang yang 'memeluk' Bumi ini bisa menyebar dengan jarak yang sangat jauh.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut